Sabda mengambil ponsel dari saku celananya. Ada pesan masuk dari Bela untuk mengajaknya dinner besok malam. Sabda hanya membaca tanpa membalasnya. Pria itu menyandarkan kepala di punggung kursi. Memejam sejenak sambil menunggu jam pulang. Sementara di kantornya, Senja tampak gelisah. Dadanya berdebar-debar sejak tadi. Membayangkan pertemuannya dengan papanya Arga. Biasanya laki-laki lebih bisa meredam emosi daripada perempuan. Dilihat dari foto keluarga yang ada di apartemen, sepertinya beliau adalah laki-laki yang bijaksana. Semoga saja begitu. Malam ini dia bertemu Papanya Sabda. Besok dia di minta pulang oleh ibunya. Ada syukuran kecil-kecilan di rumah. "Usahakan pulang, ya. Nanti biar di jemput Mas Ilyas di terminal." Mas Ilyas ini sepupunya Senja, putra sulung dari Pakdhe Harto. B