Perbincangan mereka terhenti ketika Sabda menyusul ke belakang untuk mengambil wudhu dan mengajak Senja untuk Salat Isya. Malam hening dan tenang. Suara kodok masih bersahutan. Mereka masih duduk di atas sajadah setelah selesai Salat berjamaah. Senja juga masih memakai mukenanya. "Lusa aku akan menemui Papa di kantornya. Aku harus mengajak beliau bicara mengenai masalah tadi siang. Aku juga akan menemui mama jika ada kesempatan." "Kesempatan harus dicari, Mas. Jangan hanya menunggu saja. Kata ibu tadi, kalau bisa aku harus bertemu beliau juga. Harus tetap menjalin silaturahmi." Sabda memandang istrinya. "Ibu benar. Tapi kamu belum tahu Mama itu bagaimana. Kamu sedang hamil, aku tak ingin mama menyakitimu meski hanya dengan kata-katanya." Senja memperhatikan suaminya yang sedang bicar