Bukan Pernikahan Biasa - Tentang Kisah Silam Senja lega bisa memandang sunset dari jendela rumahnya. Semburat jingga di cakrawala barat selalu di sukainya, seperti ia mencintai namanya. Rambutnya yang panjang dibiarkannya basah tanpa di keringkan pakai hairdryer. Sudah beberapa hari ini ia tidak keramas, tadi di bantu suaminya untuk membasuh rambutnya. Sabda memang suami yang perfect, seperti kata Nina. "Kenapa tersenyum-senyum sendiri di sini?" Sabda menegurnya. Kemudian ikut berdiri menatap ufuk barat. "Senja," gumamnya sambil memandang warna yang indah di sana. Senja tersenyum. Hari-harinya akan seperti ini, dia akan lebih banyak kesepian kalau suaminya bekerja. Dia akan di temani Mbak Nur seminggu paling tidak tiga sampai empat hari. Yang tiga hari dia akan ada di apartemen untuk be