Entah harus lega atau bagaimana, ketika mendengar kabar dari Nina. Ini bukan soal gaji yang besar. Sebab Senja pun punya tabungan dan Sabda juga bisa memenuhi kebutuhan mereka. Tapi Senja memang menyukai pekerjaannya dan juga rekan-rekan di sana. "Okelah. Nanti aku bahas ini sama Mas Sabda, ya. Tapi sebenarnya masih banyak yang potensial daripada aku." "Yeay, kamu pura-pura nggak tahu apa, kalau si bos udah lama naksir sama kamu." "Mengadi-ngadi kamu, Nin." "Lah, beneran kan? Kamu aja yang emang nggak peka. Ingat nggak waktu kamu bilang sudah menikah dan lagi hamil?" Senja mengangguk. "Pak Dion syok kan?" "Halah, nggak tahu aku. Nggak usah cerita. Nanti kedengaran Mas Sabda. Nanti aku pikir-pikir lagi dan membahasnya dengan suamiku." "Oke." Nina lantas cerita mengenai pekerjaan dan