“Sayang?” Suara Adrian terdengar dari ruang tamu membuat bi Atun mengulum senyum. Panggilan itu kini menjadi pertanda kalau sang tuan besar telah sampai di rumah. “Papi pulaaang!!! “ seru Isvara begitu gembira. “Ya Mas.” Aruna menyahut dari ruang makan dan tidak lama langkah Adrian sampai di sana. Pria itu mengecup kening Aruna kemudian membungkuk untuk mendaratkan kecupan di puncak kepala Isvara. “Kita langsung makan malam ya?” Kebetulan Aruna baru selesai menyajikan menu makan malam di meja karena sekitar satu jam lalu Adrian mengabari melalui pesan singkat kalau dia baru keluar dari pelataran parkir kantornya. “Iya, aku laper.” Adrian memberikan tasnya kepada bi Atun. Aruna mendekat, dia membuka kancing di lengan kemeja Adrian lalu menggulungnya hingga sikut. Hidup Adrian