Seperti dua mata air yang mengalir di tempat yang berbeda namun keduanya mempunyai satu tujuan dan menyatu ke dalam muara yang sama. Mereka dipertemukan dalam takdir yang telah digariskan oleh Allah dalam sebuah ikatan cinta terlarang yang tak seharusnya mereka rasakan.
Aisyah Nur Azzahrah (20 tahun) adalah putri bungsu Kiai Abdullah pemilik ponpes Nurul Islam. Dia dijodohkan dengan pria yang jauh lebih tua darinya yaitu Ustadz Solihin yang sudah memiliki 3 istri. Aisyah menolak tegas pernikahan ini karena tidak ingin menjadi istri ke empat Ustadz Solihin, tapi Aisyah tetap dipaksa menikah oleh abinya. Berkat bantuan temannya, Aisyah melarikan diri ke negeri Tirai Bambu tepatnya di kota Sanghai. Disana dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah keluarga Zang. Karena tidak terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga, Aisyah kerap dimarahi nyonya Zang.
Anak tertua keluarga Zang bernama Wailong baru saja kembali dari perjalanan bisnisnya. Dia sangat membenci Aisyah karena selalu melakukan keteledoran dalam pekerjaannya. Lambat laun rasa benci itu berubah menjadi cinta. Aisyah juga memiliki perasaan yang sama dengan Wailong, tapi tembok yang memisahkan mereka sangatlah tinggi. Akankah cinta mereka berdua bisa bersatu dalam perbedaan keyakinan ini?