Bab

1122 Words
Dita langsung mual saat mencium aroma kopi hangat yang dibawa oleh Herman. "Dita, kamu hamil? " tanya Herman penasaran, karena Herman tahu tanda-tanda orang hamil, pada saat almarhum mamanya Dita hamil, dulu sama seperti Dita, diawali dengan muntah-muntah. Dita yang mendengar pertanyaan Herman langsung berdiam dan saat Dita ingin membuka suara, Andi datang. "Papa, aku ada urusan sebentar. Aku pergi." Ujar Andi yang langsung pergi begitu saja sebelum mendapat tanggapan apapun dari Herman membuat Herman menghela nafas kasar karena sebenarnya Herman ingin memberitahu Andi kalau Dita sakit, dan ingin memastikan kalau Dita benar-benar hamil dengan dibawa Periksa ke dokter. "Ya sudah. Sekarang Andi sudah pergi. Biar papa panggilkan dokter dulu. " ujar Herman seraya menghubungi dokter. Herman meminta dokter segera datang ke rumahnya, agar bisa memastikan kalau Dita benar-benar hamil. Mendengar ucapan Herman, Dita berharap apa yang dikatakan oleh Herman itu benar kalau dirinya Hamil, Agar Dita bisa segera mendapatkan tanda tangan dari Herman. Berulang kali Dita mengelus perutnya yang masih sangat rata, Berharap ada Devan Junior yang bersemi di dalam perutnya. Tidak berselang lama Dari Herman memanggil dokter, dokter pun datang, dan Herman langsung meminta dokter tersebut untuk segera memeriksa Dita, memastikan Apakah Dita benar-benar hamil, atau hanya sakit saja. Dita langsung dengan sigap berdiri untuk di periksa oleh dokter, karena Dita juga penasaran. " Selamat, Anda benar-benar hamil. Tapi untuk memastikan lebih lanjutnya, Anda bisa Memastikan ke rumah sakit dan melakukan pengecekan khusus dengan dokter kandungan. "ujar dokter setelah beberapa menit memeriksa Dita, membuat Dita benar-benar sangat bahagia. Berulang kali Dita mengelus perutnya yang masih rata, merasa sangat bersyukur karena ternyata apa yang menjadi harapannya bisa tercapai juga. Dokter keluar dan kembali menemui Herman, untuk memberitahu Bagaimana kondisi Dita. " Bagaimana dengan kondisi Dita? Apakah benar dia hamil? "tanya Herman tidak sabar. " Benar. Nona Dita hamil. Sebaiknya Anda bawa ke rumah sakit saja, untuk memastikan lebih lanjutnya lagi. " Jawab dokter menjawab pertanyaan Herman, membuat Herman benar-benar sangat bahagia karena akhirnya ia akan kecipratan kekayaan dari keluarga Halim. Setelah Dita berhasil memberikan keturunan dari keluarga Halim, maka Herman tidak perlu bersusah payah lagi bekerja, karena tanpa bekerja pun ia akan menikmati kekayaan yang tiada habisnya. pikir Herman. Setelah mendengar jawaban dokter, dokter pun dipersilakan untuk pergi dan Herman langsung mendekati Dita. " Sungguh anak yang sangat bisa diandalkan. "ujar Herman Seraya memeluk Dita , membuat Dita tersenyum sinis. " Setelah ini, aku minta tanda tangan Papa, untuk meresmikan perjanjian kita. Karena aku sudah memenuhi syarat yang Papa ajukan, artinya Papa juga harus memberikan apa yang aku inginkan. " Ujar Dita menagih janji Herman, seraya menyerahkan kertas perjanjian untuk penyerahan perusahaan Herman terhadap Dita sepenuhnya. Setelah Herman menyerahkan perusahaan itu sepenuhnya pada Dita, maka Herman tidak punya hak apapun mengenai perusahaan tersebut. Dengan cepat Herman langsung membubuhkan tanda tangannya untuk memenuhi apa yang menjadi Keinginan Dita, hingga membuat Dita merasa sangat puas. "Papa tidak pernah berbohong kan. Kalau memang kamu mau nurut apa kata papa, otomatis papa akan memenuhi apa yang menjadi keinginan kamu. Sekarang perusahaan itu sudah sah menjadi milikmu sepenuhnya. "Ujar Herman Seraya menyerahkan pulpen itu kembali pada Dita, dan Dita tidak menanggapi apa yang dikatakan oleh Herman, karena Dita masih tidak percaya dan senang melihat tanda tangan Herman. "Terima kasih Papa. Papa memang Papa yang terbaik buat Dita. " ujar Dita seraya memeluk Herman dengan sangat erat, dan tentu saja itu bukan karena Dita begitu sangat menyayangi Herman, melainkan karena merasa sangat bahagia sudah mendapatkan tanda tangan Herman. Sebenarnya Dita bukannya membenci Herman, hanya saja Dita merasa kecewa terhadap Herman, karena Herman lebih memprioritaskan Arina dengan almarhum namanya Arina dan melupakan masa-masa bahagia saat bersama Dita dan juga mamanya sebelum kedatangan Arina. Setelah Dita dinyatakan hamil oleh dokter, Dita langsung memutuskan untuk pulang, dan memberitahu Devan Kalau hari ini Dita full tidak ada di kantor. Devan sendiri hanya membaca pesan yang dikirim oleh Dita tanpa membalasnya. Niat Andi membawa Dita ke rumah Herman untuk memberitahu soal perceraian mereka agar Herman tidak menyerahkan perusahaan itu terhadap Dita , ternyata gagal, karena pada saat Andi sampai di rumah Herman, Andi mendapat telepon dari kantor kalau kedua orang tuanya ada di kantor, hingga membuat Andi terpaksa memilih Menunda untuk memberitahu Herman tentang perceraiannya dengan Dita. Namun siapa sangka, ternyata niat Andi mengulur waktu itu menjadi sebuah keberuntungan besar bagi Dita ,merasa beruntung diantar Andi ke rumah Herman karena mendapat hadiah besar berupa tanda tangan yang diimpikan oleh Dita. Devan yang baru pertama kalinya pulang ke rumah tengah malam membuat Dita heran, karena tidak biasanya Devan pulang malam. Devan memandang Dita yang sudah tidur dengan nyenyak di atas ranjang, dan Devan tidak mengganggu tidur Dita . Devan memutuskan untuk langsung tidur juga dan berniat akan membicarakan hal yang dianggap penting oleh Devan di lain waktu saja. Sepertinya Devan memang butuh waktu untuk bicara serius dengan Dita. Pagi-pagi sekali Dita sudah terlihat begitu sangat cantik, dan tentunya kali ini Dita ingin memastikan ke dokter, mengenai kehamilannya. Dita benar-benar akan menjaga kehamilannya dengan baik karena entah kenapa Dita jadi merasa begitu sangat sayang terhadap janin yang ada dalam kandungannya. Padahal, Dita hamil bukan karena Dita menginginkan seorang anak dan ingin menjadi seorang ibu yang sesungguhnya, melainkan karena ingin sebuah tanda tangan Herman. Tapi setelah dokter menyatakan dirinya hamil, itu bisa membuat Dita jadi kepikiran dirinya akan menjadi seorang ibu yang sesungguhnya, dan begitu sayang terhadap janin yang ada dalam kandungannya. "Aku tidak percaya kalau aku bisa hamil anak orang kaya seperti tuan Devan. Semoga saja dia tidak tahu apa Rencanaku yang sebenarnya selama ini. " Gumam Dita Dalam Hati. Dita memutuskan untuk langsung datang ke rumah sakit, dan itu tentunya tanpa sepengetahuan Devan. Sesampainya di rumah sakit, Dita langsung dilayani oleh dokter kandungan. Ternyata usia kandungan Dita sudah 4 Minggu. Dokter meminta Dita untuk hati-hati dan terus menjaga kandungannya, karena kandungan di usia muda itu sangat rentan untuk keguguran. Dita berulang kali mengucapkan kata terima kasih pada dokter Seraya menyimpan hasil pemeriksaannya, dan memilih pulang. Kali ini Dita tidak pulang ke rumah melainkan pulang langsung menuju ke kantor, karena Dita juga tidak pamit pada Devan kalau Dita tidak ke kantor. Jadi hari ini sekalipun sudah siang, Dita memutuskan untuk ke kantor. Sesampainya di kantor ternyata Devan sedang meeting, dan Dita memilih bekerja seperti biasanya. Saat pulang dari kantor, Dita mendapat telepon dari Devan, meminta agar Dita menemui Devan di tempat biasa. Karena Dita seharian tidak bertemu dengan Devan, dengan cepat Dita langsung menemui Devan. " Kenapa harus bertemu di sini sih? kita, kan serumah. " tanya Dita " Aku hanya butuh penjelasan dari kamu. benar apa yang dikatakan Andi kalau kamu mempertahankan rumah tangga ini, pernikahan ini, kamu hanya menginginkan tubuhku hanya demi rencanamu? "tanya Devan yang membuat jantung Dita hampir saja Berhenti Berdetak karena terkejut mendengar pertanyaan Devan. " Tuan Devan, aku...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD