" Kalau iya kenapa? Apa kamu tidak menginginkanku? " tanya Dita yang membuat Devan langsung menyesap leher Dita seperti vampir. " sayang, sejak kemarin aku benar-benar menginginkanmu. tapi aku mencoba untuk menahannya sebelum kamu ia menginginkanku terlebih dahulu . " ujar Devan yang membuat Dita langsung tersenyum, dan Dita melumat bibir Devan dengan begitu liarnya, hingga membuat hasrat Devan benar-benar tidak bisa ditahan lagi. keduanya mulai hanyut dalam permainan bibir, dan saat mereka ingin memulai untuk memadu kasih seperti biasanya, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk, membuat Devan langsung meninju Sisi ranjang secara kasar. " biar aku yang buka . " kata Dita dengan penuh kelembutan . Devan pun membiarkan Dita untuk membuka pintu kamarnya, meski sebenarnya Devan sangat marah, tap

