Bab 8

1326 Words
Brak mobil yang membawa Andi berhasil menabrak mobil yang membawa Devan, dan Devan yang sedikit terpental ke depan karena mobilnya ditabrak dari belakang. Devan tetap bersikap tenang namun tidak dengan sikap Bara. " Sepertinya mobil di belakang sengaja menabrak mobil kita, Tuan." Ujar Bara cepat, lalu mematikan mesin mobilnya dan keluar. Bara mendekati mobil Andi, namun belum sempat Bara mendekati mobil Andi, Andi sudah mendekati mobil Devan, bahkan sampai mengetuk pintu mobil di samping Devan dengan kasar, hingga mengundang perhatian banyak orang, terlebih kali ini orang yang menjadi perhatian banyak orang itu adalah orang yang begitu sangat mereka kenal, yaitu Andi dan juga Devan, sama-sama dikenal banyak orang. Devan dengan penuh kewibawaan membuka pintu mobilnya, untuk meladeni Andi. "Sayang sekali ya, mobil sebagus ini harus rusak. "ujar Andi sengaja merusak mobil Devan "Aku tahu kamu masih belum merasa puas. Kalau kamu masih belum merasa puas, aku ada banyak mobil lainnya, kalau kamu mau merusak yang lain, itu juga boleh." Ujar Devan menantang Andi, dan ternyata, Andi salah menduga. Andi dipikir Devan akan marah dan menghajar dirinya, ternyata malah menantang dirinya tanpa ada kemarahan sedikitpun. Tanpa menanggapi ucapan Devan, Andi langsung memukul wajah tampan Devan, dan anehnya Devan tidak membalas pukulan Andi, hingga membuat Bara yang melihatnya langsung maju beberapa langkah, mendekati Andi karena tidak terima sang Tuan disakiti. Belum sempat Bara menolong Devan, Devan sudah mengangkat tangannya, sambil menyentuh sudut bibirnya yang mengeluarkan cairan segar merah, meminta agar Bara tidak perlu mencampuri urusannya dengan Andi. "Aku bisa mengatasinya. Hanya satu orang kan. " ujar Devan santai, mencoba untuk menenangkan Bara, agar Bara tidak ikut campur. Mendengar ucapan Devan, Andi emosi, sungguh emosi Andi semakin tidak terkendalikan. Andi kembali mendekati Devan dan menarik kerah kemeja Devan hingga kusut. "Aku peringatkan, agar kamu tidak mendekati Dita, atau kalau bisa Kamu bisa membuangnya. "Ujar Andi meminta Devan untuk membuang Dita, yang secara tidak langsung Andi meminta Devan untuk menceraikan Dita, dan mengembalikan Dita pada Andi. Padahal Devan tidak merasa merebut Dita dari Andi, karena Devan menikahi Dita setelah bercerai dari Andi. Jadi menurut Devan, Devan tidak merebut siapapun dari siapapun. "Kalau begitu kamu minta saja Dita secara baik-baik untuk melepaskan aku. Ingat, yang datang ke pelukanku itu adalah Dita, bukan aku, ditambah aku juga tidak merebut dia dari kamu, karena kamu sudah menceraikan Dita karena kebodohanmu. " Ujar Devan yang diakhiri dengan ejekan, membuat Andi langsung kembali ingin melayangkan bogem mentahnya pada wajah Devan, tapi Devan langsung bergeser, hingga tangan Andi memukul pintu mobil Devan, namun Devan melihat Andi tidak merasa kesakitan. " Kamu tidak tahu siapa Tuan Devan? kamu ingin hidup kamu. .. Dengan cepat Devan mengangkat salah satu tangannya lagi, meminta agar Bara diam saja sebelum Bara memberitahu Siapa dirinya. "Tapi Tuan, dia sudah menyakiti anda." kata Bara tidak terima. "Tidak ada yang tersakiti. Hanya luka kecil. "Ujar Devan menenangkan Bara, namun tetap saja Barat tidak terima Andi terus-terusan menyakiti atau memukul Devan. Bara yakin, kalau seandainya Andi tahu siapa Devan, pasti Andi akan bersikap sewajarnya saja, dan tidak memiliki keberanian seperti yang dilakukan oleh Andi saat ini pada Devan. Sayangnya Devan terus melarang Bara untuk memberitahu Andi, dan Apa alasan Devan melarang Bara untuk memberitahu Andi, Bara juga tidak mengerti karena kalau menurut Bara, kalau seandainya Bara Berada di posisi Devan, Bara tidak mau menerima pukulan dari Andi seperti orang yang tidak memiliki kekuasaan apapun. Devan yang kebetulan melihat Dita datang langsung menantang Andi untuk memukul dirinya lagi. "Aku rasa kamu masih belum puas. Lakukan apa yang ingin kamu lakukan sampai kamu benar-benar puas. " Ujar Devan menyuruh Andi untuk menyakiti dirinya lagi, dan mendengar ucapan Devan, Bara benar-benar sangat tidak terima. Andi kembali melayangkan tangannya untuk menyakiti wajah tampan Devan, dengan mengambil tenaga yang lebih kuat karena sengaja ingin menghabisi Devan. " Andi, Apa yang kamu lakukan!" teriak Dita dengan begitu kerasnya, hingga membuat tangan Andi bergantung di udara tepat di depan wajah Devan. Dita langsung memeluk Devan dari samping, dan melepaskan tangan Andi yang tengah mencengkram kuat kerah kemeja Devan dengan kasar. " Tuan Devan tidak apa-apa? " tanya Dita dengan penuh kelembutan, dan Devan yang mendengar pertanyaan Dita seketika menjatuhkan kepalanya pada pundak Dita, dan meninggalkan salah satu tangannya pada pinggang ramping Dita. " Aku tidak tahu sebesar Apa kesalahan aku pada Andi sampai dia membuat tubuhku benar-benar tidak berdaya. "Ujar Devan dengan nada yang terdengar begitu sangat lemah hingga membuat kedua mata Andi hampir loncat dari tempatnya karena terkejut mendengar perkataan Devan, ditambah melihat sikap Devan yang terlihat begitu sangat lemah. padahal, Andi melihat dengan begitu sangat jelas seperti apa Kondisi Devan tadi, dan bahkan juga telinga Andi masih berfungsi dengan jelas juga seperti apa Devan menantang dirinya untuk memukul Devan lagi. Tapi, setelah kedatangan Dita, tiba-tiba saja Devan menjadi lemah tak berdaya, dan itu membuat Andi benar-benar sangat kesal. " Andi, Aku tidak tahu terbuat dari apa hati dan otak kamu. Kamu tidak bisa berpikir layaknya Sebagai seorang pemimpin, sampai melakukan hal rendah seperti ini terhadap orang lain. aku juga tidak menyangka, kalau hati kamu tidak memiliki hati nurani sama sekali, sudah jelas-jelas Tuan Devan sangat lemah seperti ini, tapi kamu masih saja menyakitinya tanpa ampun. "ujar Dita yang membuat Andi benar-benar sangat emosi, dan Devan semakin mendekatkan wajahnya pada leher Dita, hingga Devan dapat menghirup dengan segar aroma dari tubuh Dita . "Kita pergi sekarang juga. aku sudah merasa tidak kuat menahan sakit Di sekujur tubuhku. " ujar Dita minta Devan pergi, yang langsung dibantu oleh Dita untuk masuk ke dalam mobil, dan tentunya tangan Devan tidak lepas memeluk Dita dari samping. Andi hanya bisa memandang bepergian Dita dan juga Devan dengan penuh kekesalan , karena niat dirinya untuk memberi pelajaran pada Devan, dirinya yang mendapat pelajaran dari Devan. bahkan tidak hanya dari Devan, tapi juga mendapat makian dari Dita. " Lagian ngapain sih melayani Andi? Kayak orang tidak punya kerjaan aj." Ujar Dita mengomel sendiri sambil mengoles obat di sudut bibir Devan. "a sakit bukannya dilembutkan dikit nadanya, malah di kasari. "Ujar Devan masih pura-pura lemah padahal Devan tidak merasa sakit sama sekali, terlebih sekarang juga sudah ada Dita, dan Devan merasa sangat sehat sekali setelah ada Dita. Mendengar ucapan Devan, Dita langsung berdiri untuk meletakkan kotak P3K tersebut, namun langsung ditahan oleh Devan dengan cara memeluk Dita dari belakang. "Jangan kemana-mana. " ujar Devan " Aku hanya ingin membereskan ini saja. "Ujar Dita yang lebih memilih meletakkan kotak P3K tersebut di atas nakas karena tubuhnya ditahan oleh Devan. "Aku minta maaf ya, untuk malam ini aku tidak bisa melayani kamu." Ujar Devan yang membuat Dita langsung melepaskan tangan Devan, dan membalikkan badannya hingga menatap Devan. Dita tidak mau ia telat bercinta dengan Devan, karena Dita ingin segera hamil. "Mana bisa begitu. Kau tidak perlu bekerja, biar aku yang banyak gerak." ujar Dita cepat, tidak masalah Dita yang berusaha, karena Dita yang ingin cepat hamil. Mendengar ucapan Dita, hampir saja Devan menyemburkan tawa kerasnya karena meminta dirinya untuk menjadi penikmat, dan Dita yang banyak gerak, tapi Devan tetap berusaha terlihat lemah agar Dita tidak menyadari kalau dirinya hanya pura-pura lemah. "Tapi kan aku lagi sakit." Kata Devan " Biar aku yang bergerak. "Ujar Dita lagi, yang masih tidak menyadari kalau Devan hanya pura-pura " Memangnya kamu kuat?" tanya Devan apa yang membuat Dita langsung memutar bola matanya malas karena menganggap kalau Devan meremehkan dirinya. "Kita coba sekarang aja. "Ujar Dita yang langsung membuka kancing kemeja Devan, hingga Devan telanjang di bagian atasnya. Dita langsung melumat bibir Devan tanpa henti, tangannya juga sudah bergerak dengan penuh sensasi, sampai Devan tidak sadar kalau Dita sudah membuka ikat pinggang Devan. Dengan perlahan Dita mendorong tubuh Devan, dan Mengecup tubuh Devan yang sudah telanjang hingga membuat Devan hanyut dalam permainan Dita. Hanya sedikit permainan lidah dan juga tangan Dita, Dita langsung merasa milik Devan sudah sangat pegang, dan itu membuat Dita tersenyum senang. Dita sengaja menciptakan gesekan di bagian bawah Devan, hingga Devan mendesah. Niat Dita memancing hasrat Devan, malah dirinya yang terpancing duluan, hingga dengan cepat Dita melepaskan pakaiannya sendiri, dan "Ahhhh...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD