"Halo, Bu?" Rahee tutupi tubuhnya dengan selimut. Dia melihat Mr. Altarik beranjak setelah menawarkan ritual mandi bersama yang Rahee tolak. Ya, baru saja Rahee digempur. Pengamannya habis dua. Sekarang Rahee merasa pegal. Penginnya sih bobok sebentar, tapi ponselnya berbunyi. Dari ibu yang menjaga si kembar. "Belum selesai acaranya, Ra?" Oh, sudah ... mungkin? Rahee nggak tahu sebab dia diajak pamitan sama Mr. Altarik selepas foto keluarga dan Jae melemparkan toga. Buru-buru check in dan menikmati Rahee tanpa ada kalem-kalemnya. Mr. Altarik padahal umurnya sudah mau tiga puluh satu, tapi staminanya masih sangat bersahaja. Ah, apa memang umur segitu sedang matang-matangnya? Tapi Mr. Altarik terlalu meledak-ledak. "Kenapa, Bu? Dedeknya nangis, ya?" "Susunya hampir habis, Ra. Kalau bis

