Dita sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Hari ini, adalah awal baginya. Awal untuk menjalani hidup baru tanpa Indra. Dita pikir, lebih baik dia berangkat lebih awal. Dita khawatir Indra akan membawakan sarapan seperti biasa dan mengajaknya berangkat bersama.
Begitu mengunci pintu dari luar, benar saja. Dugaan Dita sangat tepat, mobil Indra sudah berparkir dengan manis di depan tempat tinggalnya. Dita sebenarnya tidak ingin berbicara dengan Indra, tapi pria itu kini sudah ada di hadapannya.
“Mau apa lagi kamu?!” tanya Dita sinis.
“Aku bawa sarapan buat kamu seperti biasa,” jawab Indra tanpa menghilangkan sikap ramahnya. Setelah dari rumah Rani, dia memang tidak langsung pulang. Ya, Indra malah membeli makanan dan bergegas menemui Dita.
“Indra, tolong sadar kalau kita berdua udah putus.”
