48 | Seperti Biasa yang Tak Biasa

1129 Words

Sedang mencoba untuk bijak, dengan berusaha agar tidak terkesan membelanya, khawatir nilaiku turun lagi di matamu. Atau mestinya, aku tidak begitu? . . "Kenapa, sih, susah banget buat nggak sensi sama Tania?" "Mas nanya?" "Mas dengar obrolan kalian tadi." Zinia mendengkus. Pintu kamar sudah ditutup lagi, kini hanya tinggal dirinya dan suami yang masuk setelah Tania pergi. Begitu masuk, Zinia diajak duduk, digenggam tangannya. "Secinta itu, ya, kamu sama Mars? Sampai adikmu terus-terusan kamu musuhi." "Nggak." Mata Zinia berkaca. "Aku juga nggak ngerti kenapa sekesel itu sama Tania, tapi kayaknya efek kena omel papa dulu ... yang aku rasa gara-gara Tania. Padahal hidupku lagi berat banget saat itu." Zinia tutup muka, menangis di sana. Langsung Ricko peluk. Kalau ibu hamil begi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD