Salahku memang, aku akui. Namun, dari sosok bersalah ini, tidak berhakkah kudapatkan; satu saja pintaku Engkau wujudkan? Tolong kembalikan dia padaku, aku mencintainya. . . Dulu .... "Nih, Mars." "Apa ini?" "Buka aja. Buat lo." Di kampus, Mars masih seorang mahasiswa. Menggendong ransel dengan salah satu bahunya, lalu menerima sodoran paper bag dari Zinia. Sobat akrab. Well, bukan cuma Zinia yang menjadi teman dekat Mars di kampus. Dan mereka semua hanya sebatas berteman, tidak ada unsur romansa, termasuk prenjon-prenjonan. I mean, friendzone. "Oke, nanti gue buka. Betewe, makasih." "Hm." Mars lantas pulang. Menaiki motor gedenya yang semakin membuat dia terkesan lebih laki. Helm full face memperelok tampilannya di motor. Selepas Mars masukkan paper bag tersebut ke dalam ransel