Pertanyaan dari temannya membuat Paris mendongakkan kepala. Ia menatap pada Keenan dengan sorot bingung, tetapi juga berharap. “Apa Paman Keenan mau menjadi ayahku?” Aretha terbelalak dengan pertanyaan putranya. Ia tertawa jengah, langsung menutup mulut sang bocah tampan. “Ahahaha! Maafkan putraku, Tuan Keenan! Dia hanya asal bicara saja! Ahahaha!” erangnya, ingin melompat ke dalam laut, tak muncul lagi saking malunya. Sementara konglomerat pemilik perusahaan berlian itu mengulum bibir ke dalam karena ingin tertawa kencang saking bahagianya. Jika boleh menjawab, tentu ia akan menjawab mau, sangat mau, mau sekali! Akan tetapi, situasi canggung ini membuat perut mulas dengan bunga-bunga cinta menggelitik. Wajah tampan Keenan bersemu merah, sama seperti paras jelita Aretha yang merona mer