“Agha pakai baju warna apa hari ini?” “Hmmm … ngging!” “Cream and blue, Mama.” “Mamama! Gaga!” “Agha kenapa sih mirip banget sama Papa? Mama kok ngga dibagi sedikit aja?” “Gagagaaah!” “Tapi Agha sayang kan sama Mama? Mama I love you Agha lho.” “Hawwuuu. Ngga!” “Apa yang ngga?” “Pah!” “Papa atau Opa? Kalau Papa belum pulang. Kalau Opa, nanti habis sarapan baru jemput Agha.” “Heemmm!” “Assalammu’alaikum. Jagiya?” Aku sontak mengubah posisi, dari tiduran ke duduk. Sementara Agha tadi langsung melempar teether-nya, lalu menelungkup, duduk dan menyapukan pandangan. “Empapap!” “Iya, Papa sudah pulang,” tanggapku. “Di atas, Abang. Tunggu ya,” ujarku kemudian ke Bang Arga. Kok ngga biasa-biasanya langsung hening? Yang mahfum terjadi, ia akan langsung mendekati kami. Lagipula … jagiy

