Zul, Adrian, Devita, Devira, dan Bik Hindun masih menjaga Devina di rumah sakit. Devira berada di dalam pelukan papinya, sedang Devita di dalam pelukan Adrian. Mata Devina terbuka dengan tiba-tiba, matanya menatap lurus ke langit-langit kamar. Mulutnya menggumam tidak jelas, kedua tangannya terangkat, dan mengusap-usap lengannya. "Mami!" serempak semuanya mendekat. Mulut Devina terdengar menggeram, tubuhnya bergerak gelisah, namun matanya tetap fokus pada satu arah. "Mami," Devita menyingkap cadarnya, ia mendekatkan bibir ke telinga maminya. Ia berusaha mengingatkan maminya pada Sang Pencipta. Zul dan Devira memegangi lengan Devina, yang mulai bergerak kacau entah karena apa. Adrian memencet bel untuk memamggil dokter, lalu membantu Bik Hindun memegangi kaki Devina yang menghentak di