Bab 50

1154 Words

Suara tangis Alena menggema di kamar Tristan dan Alena. Sudah seminggu ini wanita itu jarang tidur. Matanya bengkak, mulutnya terus bergetar menyebut nama dua putranya. “Dia masih bayi, Mas …” suara Alena kembali terdengar, tangannya mencengkeram lengan Tristan. “Mereka masih butuh aku … Mas, mereka butuh aku … Bagaimana mereka minum s**u … mereka alergi s**u formula …” Suaranya pecah. Napasnya tersengal. Tristan menarik napas panjang. Dia merangkul Alena erat-erat, menahan gejolak marah dan putus asa yang sudah berkecamuk di dadanya sejak penculikan itu. “Sssst… tenang sayang… Mas janji, Mas akan bawa mereka pulang. Mas janji, Lena… Mas janji…” “Kenapa harus aku, Mas? Kenapa anak-anak kita harus jadi korban?” Alena merintih. Matanya menatap kosong ke dinding, mengingat momen ketika dia

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD