"Pak Wijaya, Bu Endang. Saya mohon, ampuni saya. Saya mengaku salah, karena telah membuat nama Pak Arsen sempat tercemar tadi," mohon Siska kini tepat berada di hadapan Pak Wijaya. "Enak saja kamu minta maaf, padahal tadi aku sudah memberikan peringatan padamu. Untuk berkata jujur, tanpa kebohongan di dalamnya. Tapi apa, kamu terlalu tamak. Menginginkan sesuatu, yang jauh dari jangkauanmu," sinis Pak Wijaya. Merasa tidak mendapatkan respon yang baik dari Pak Wijaya, Siska tidak kehilangan cara. Dengan mendekati Bu Endang, wanita muda itu dengan air mata palsunya meminta maaf. Hal itu, ia lakukan agar lebih menyakinkan Bu Endang, kalau dirinya telah menyesali perbuatannya. "Bu Endang, Ibu mau 'kan memaafkan saya. Saya janji, tidak akan mengulanginya. Saya mohon, tolong maafkan saya, ya,