"Mas, apa tidak lebih baik kita makan di luar nanti? Saat kamu mengantarku pulang ke rumah, kalau aku ikut makan di sini, aku merasa malu," bisik Namira, pada calon suaminya yang kebetulan duduk tepat di sampingnya. Dokter Alfian sangat mengerti, apa yang ada dipikiran calon istrinya. Tapi, saat ini ia sudah lapar, dan tidak ada salahnya ia mengajak Namira makan di rumahnya meskipun sedikit. Toh nanti, ia memang ingin mengajak Namira makan siang di luar. Karena sangat jarang, keduanya menghabiskan waktu berdua. "Sayang, dengarkan aku. Kita hormati permintaan Papa, dan Mama, ya. Kalau kita menolak makan, takutnya mereka tersinggung. Apalagi Mama, kamu tahu sendiri sifat Mama bagaimana, Mama itu sedikit keras dengan pendiriannya, apa yang Mama inginkan harus Mama dapatkan. Makanya, untuk s