"Apa? Kamu kemarin kecelakaan, terus kenapa kamu jalan-jalan di mall? Kalau kaki kamu sakit, harusnya kamu beristirahat di rumah, Namira," tanya Bu Endang bernada tinggi. Namira yang paham maksud dari ucapan Bu Endang, memaklumi. Karena ia tahu, bahwa wanita paruh baya di hadapannya memiliki hati lembut seperti almarhum ibunya. "Sebenarnya saya bukan sepenuhnya sedang jalan-jalan, Bu. Saya tadi habis mencari pekerjaan, dan sayangnya saya belum mendapatkan pekerjaan itu," jelas Namira dengan menundukkan kepalanya. Mendengar itu, Bu Endang hanya bisa menghela nafas panjang. Namun, hanya beberapa detik saja. Lalu ia merangkul Namira, kemudian berjalan ke arah meja dimana ada Pak Wijaya duduk di sana. Pak Wijaya yang semula fokus pada ponselnya, karena ia ingin mengetahui kegiatan putranya