102. Kantor Cabang

2411 Words

Di kantor cabang milik keluarga Wijaya, terlihat Bu Endang baru saja mau turun dari mobil mewahnya. Terlihat sang supir sedang membukakan pintu mobil, begitu pintu telah terbuka Bu Endang bergegas turun, ia seperti tidak sabaran ingin masuk ke dalam kantor cabang miliknya. "Silahkan, Nyonya," ucap supir sopan, sembari memberikan isyarat agar Bu Endang turun. "Terima kasih." "Sama-sama, Nyonya." Sesaat setelah Bu Endang turun, ia menatap gedung terdiri dari lima 4 laintai itu dengan senyum merekah, dari bibirnya. Karena di dalam gedung itu, ada seseorang yang begitu ia rindukan. Ya, seseorang itu adalah Namira. Gadis yang telah sedikit banyak mencuri hatinya, selayaknya ia menyayangi putrinya sendiri. Sementara di kantor cabang itu, tidak banyak karyawan yang tahu bila Bu Endang a

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD