Door ….
Suara peluru menggema, memekakkan setiap indra pendengaran di sana, di ruang luas dengan penerangan agak remang.
“Mas Arden!” Jerit suara Keyra pun tak kalah menggema. Kedua mata besar Keyra bergetar, menatap kenyataan Arden di tengah air mata yang terus berlinang.
Daarah segar memuncrat dari dadaa bidang Arden, beberapa detik setelah peluru panas bersarang di sana. Tak hanya sekali, karena peluru panas kembali terulang, bersarang di bagian dadaa sebelah lain, disusul darah segar yang kembali memuncrat dari dadaa Arden yang mengenakan kemeja warna grey.
Keyra tidak sanggup menyaksikan apa yang terjadi. Tubuhnya tak hanya gemetaran, sebab apa yang terjadi di depan sana; dadaa Arden dihujani peluru panas tanpa henti, di mana suara pelepasan peluru yang menggema dan teramat meme
