Sekitar pukul setengah tujuh malam, Arden pulang bersama gelagat lelah yang menyertai. Arden yang kali ini sampai menyapa kebersamaan Kanaya berikut Diana di ruang keluarga, di mana kedua wanita itu sedang menonton televisi, kerap menghela napas pelan sambil sesekali melakukan peregangan tangan berikut leher. Kenyataan tersebut membuat Diana dan Kanaya bingung. “Merinding aku, Mah!” lirih Diana yang justru merasa ngeri dengan perubahan Arden. Kanaya menghela napas dalam, lantaran ia juga tak kalah merasa ngeri dari sang putri. Tak hanya mengenai Arden yang pulang awal setelah sebelumnya, siang tadi Arden juga sempat pulang, melainkan mengenai Arden yang selalu berubah-ubah dalam menyikapi segala sesuatunya, tanpa terkecuali ketika menyikapi mereka. Bahkan saking bingungnya, Diana dan Ka