PROLOG

1199 Words
Drt drt drt Getaran ponsel di atas nakas membuat seseorang yang sedang tidur di bawah selimut menjulurkan tangan dengan terpaksa. Tangan putih mulus itu mulai meraba - raba nakas hingga menemukan benda yang terus bergetar sejak satu jam yang lalu. Slet "Hm ..?" Gumam nya setengah sadar. "Kamu belum bangun, Kinal ?" Terdengar suara wanita dengan aksen sunda yang cukup kental. "Hm " gumam nya menyaut. Sepertinya seseorang itu masih ingin tidur lagi. "Ya ampun, jam segini masih tidur pantas aja kamu jauh jodoh, nak, nak " "Apa sih.. Mi? Jodah jodoh jodah jodoh dari kemarin " ujar seseorang itu dengan malas. Ia mulai menyibak kan selimut tebal nya, tapi belum niat untuk bangun. Gadis dengan masih bermuka bantal itu, rambut yang berantakkan, itu terlihat cemberut dan juga kesal. "Ya habis, kamu tuh ya.. ini tuh udah jam berapa coba.. " "Mam.. ini masih pagi banget, lagian ini tuh hari minggu. Kinal masih pengen pacaran sama kasur dan selimut... dah ah.. bye.. mam.... dadahh... " ucap nya lagi sambil memutuskan sambungan telfon. Ia kembali meletakkan ponsel nya di dekat bantal. Dan kembali melanjutkan tidur nya. Menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuh nya. Tok tok tok "Kinalll... Kinalll.. " Argghhh....... Erang Kinal saat tidur nya kembali di ganggu oleh orang yang mengetuk pintu kamar nya dengan kasar di susul teriakan nyaring yang membuat Kinal kesal bukan main. Kinal mengabai kan nya, dan mencoba untuk kembali tidur. Tok tok tok "Kinalll... Kinall!!! " Sret Kinal menyibak selimut dengan kasar, hilang sudah rasa kantuk nya. Ia mengerjab kasar matanya beberapa kali. Lalu memicing mata nya dengan tajam ke arah pintu coklat kamar nya. Dengan malas dan bete luar biasa di pagi hari yang weekend ini, waktu nya untuk bangun siang kandas sudah. Cklek "Apa sih ? Hah ? Gak bisa apa biarin gue tidur sampai siang !!" Damprat Kinal langsung begitu ia membuka pintu. Gadis cantik dengan rambut terurai panjang itu tampak menatap datar pada Kinal. Bahkan tanpa memperdulikan ucapan atau dampratan Kinal pada nya, ia langsung masuk ke kamar Kinal dan duduk dengan muka yang juga hampir sebelas dua belas sama sang empunya kamar. "Arghh.. bodo ah. !" Geram Kinal yang cengo melihat sikap ajaib sahabat nya itu. Ia memilih untuk masuk kedalam kamar mandi. *** "Aarghh.. kita udah janji, pagi ini mau CFD an, Radith !" "Iya sayang, tapi aku minta maaf. Cancel minggu depan, ya " "Dith, kita punya waktu free kayak gini jarang lho, dan kamu mau batalin gitu aja ?" "Jess, kali ini aja. Aku gak bisa ninggalin sahabat aku yang lagi kayak gini " "Arrghh.. terserah kamu lah " Klik Kinal yang sedang menikmati nasi uduk nya pagi ini hanya mengikuti pergerakkan sahabat nya yang sejak tadi mondar mandir di depan nya sambil menelfon kekasih nya, yang baru saja membatalkan janji mereka sepihak. "Gue gak ngerti lagi sama dia, sebenarnya pacar nya siapa sih ? Gue atau sahabat nya ? " gerutu wanita cantik dengan paras bak seorang model - model yang banyak berseliweran di majalah - majalah fashion. "Mana gue tau " jawab Kinal tidak acuh, ia malah dengan santai menyuapkan nasi nya lagi kedalam mulut. "Lama - lama gue tinggal tuh cowok !" Kesal Gadis yang bernama Jessica itu. "Halahhh... dari setahun yang lalu loe juga ngomong gitu terus.. tapi sampe sekarang gak pernah loe tinggal " ucap Kinal sambil beranjak menuju pantry untuk mencuci piring bekas makan nya. Jessica mendelik pada sahabat yang tidak berempati sama sekali padanya. "Gue tau loe banget Jess, loe kan cinta mati sama tuh cowok s***p " celetuk nya lagi sambil membilas kali ini. Setelah selesai, Kinal kembali duduk di sofa depan tivi, melirik Jessica yang sedang memain kan ponsel nya dengan kesal. "Loe gak tau sih, gimana jadi gue ?" Ujar Jessica mendelik padanya. "Loe nya aja yang lebay, Jess " celetuk Kinal melipat kedua kaki nya di atas sofa. Jessica mendelik kesal padanya. "Radith nya aja tuh yang ngeselin !" "Ngeselin gitu, loe mau juga sama dia. " cibir Kinal yang langsung mendapat lemparan bantal kepadanya. Kinal sebenarnya masih sangat kesal pada Jessica sahabat nya itu, gara - gara tuh cewek kesal karena pacar tersayang membatalkan janji, maka pagi - pagi sahabat nya itu malah ikut membuat Kinal kesal karena menggedor kamarnya di saat belum waktu nya ia bangun. Maka nya, sekarang ia bersikap menyebalkan untuk menanggapi Jessica. "Cabut, yuk " ajak Jessica padanya. "Mager " jawab Kinal. Jessica mendelik padanya, "cepetan deh, Nal. Loe tuh ya males banget gerak, pantesan aja gendut!!" Sebenarnya Kinal tidak gendut, justru berat badannya ideal. Hanya saja, Kinal pernah gendut. Bukan, bukan gendut. Tapi, berat badan nya naik drastis. Dan itu sempat membuat Kinal uring - uringan. Biasa cewek, kan.? "Kinal, ayo cepetan deh " omel Jessica. "Mager banget, Jess.. Ah.. loe rese banget dah. Udah ganggu jam tidur gue. Loe kalau lagi galau jangan ngajak - ngajak dong " dumel Kinal kesal. Tapi, aneh nya Kinal tetap bangun dan pergi untuk mengganti pakaian nya. Membuat Jessica hanya menggeleng kepala. *** Cklek Brakk ! Suara pintu yang di buka dengan kasar membuat pria yang sedang menikmati sarapan pagi nya menoleh ke arah pintu yang tidak jauh dari Pantry. "Dik, loe gapapa ?" Tanya seorang Pria yang tadi membuka pintu dengan kasar dan langsung menghampiri Pria yang sedang duduk di meja bar sambil makan. Pria bernama Dika itu menggeleng. Membuat Radith memicing matanya untuk menyelidik. "Bokis banget loe, k*****t. " ucapnya ikut duduk di hadapan Dika. Pria itu memang terlihat kacau, mulai dari cara makan, rambut yang berantakkan, mata nya memerah, muka kusut, bahkan tidak ada gairah sama sekali. "So, kenapa loe bisa putus ?" Tanya Radith mencomot telur dadar di piring Dika. Dika mengindikkan bahu nya acuh, ia meneguk minuman nya sedikit. "Bosen kali dia " jawab nya dengan santai. "Oh god, Dik.. kalian pacaran sejak sekolah ya, dan LDR- an tiga tahun, tiba - tiba sekarang putus. Holy shit... " ucap Radit tidak percaya. Lagi - lagi Dika mengindikkan bahu nya. Ia jelas terlihat sangat malas untuk berbicara mengenai hubungan nya dengan sang kekasih yang baru saja kandas di tengah jalan. Hubungan yang sudah ia perjuangkan sejak masa sekolah dulu, hingga sekarang ia berumur 21 tahun. "Gue lagi malas bahas apapun menyangkut dia sekarang, kalau loe masih niat buat bahas itu mending loe cabut aja sana " ujar Dika beranjak dari kursi dan berjalan menuju wastafel untuk mencuci piring bekas makan nya. Radith hanya bisa menghela napas berat nya. Menatap iba pada punggung sahabat sejak kecil nya itu. "Loe, mau lepas gitu aja ?" "Dia yang mau " jawab Dika meletakkan piring di rak nya. Lalu ia kembali duduk di tempat semula. "Loe mau ?" "Gue gak punya pilihan lagi " "Dik, loe gak biasanya kayak gini " "Anggap aja gue sama dia sama - sama capek. Dan mulai sama - sama lelah. Gue gak mau lagi perjuangin kalau dia udah gak mau buat gue perjuangin " ujar Dika dengan santai. Radith diam, ia menghembuskan napas kasar nya. Menatap iba pada Dika. Ia tau banget gimana sahabat nya itu sangat menyayangi pacar nya itu. Akhirnya ia memilih untuk beranjak ke sofa ruang tamu dan menyala kan tivi. Sedang kan Dika kembali ke kamar nya. Mungkin untuk membersihkan diri. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD