bc

NAYANIKA (Gadis Pengganti di Malam Pertama)

book_age18+
19
FOLLOW
1K
READ
family
HE
escape while being pregnant
pregnant
submissive
kickass heroine
doctor
drama
tragedy
bxg
bold
city
office/work place
friends with benefits
addiction
like
intro-logo
Blurb

Karena sudah tidak lagi perawan, Meisya yang takut mengecewakan sang suami, akhirnya meminta sahabatnya Nayanika, untuk menggantikannya di malam pertama. Perawakan tubuh yang sama dan paras wajah yang hampir-hampir mirip, serta sedikit tipu daya yang Meisya buat. Ia berniat mengelabui suaminya, yang merupakan seorang dokter yang keluarganya pilih, untuk menjadi pendamping hidup dibandingkan dengan lelaki berandal, yang sudah mencicipi tubuhnya untuk pertama kali.

Meisya memanfaatkan keadaan Nayanika, yang memang sedang memiliki masalah hidup yang berat. Terutama pada masalah keuangan. Sang ayah ketahuan korupsi. Rumah dan aset yang lainnya disita dan sang ibu malah mengalami stroke dan sedang dirawat di rumah sakit, menjadi salah satu alasan Nayanika untuk menerima tawaran dari sahabatnya itu, yang ia kenali sejak bangku SMA.

Terpaksa. Demi ibu dan adiknya yang masih bersekolah dan karena uang yang ditawarkan pun cukup fantastis juga. Nayanika pun menerima ide yang cukup berani ini. Nayanika tidak pernah terpikirkan, bila akan merelakan keperawanannya, untuk suami dari sahabatnya sendiri.

Bagaimana dengan masa depannya nanti? Apa ada laki-laki, yang bisa menerima wanita, yang sudah kehilangan kehormatannya??

Bayang masa depan yang suram sudah ada di depan mata. Tapi yang paling membuatnya bingung, kenapa malah tumbuh sosok lain di dalam tubuhnya sekarang??

Tidak ada pria lain yang tidur dengannya, setelah menjadi wanita pengganti di malam itu. Jadi, sosok ini adalah...

chap-preview
Free preview
Gadis Pengganti di Malam Pertama
"Ini, apa segini cukup??" tanya Meisya, wanita yang berusia dua puluh empat tahun, yang tengah memberikan cek senilai dua miliar rupiah. Banyak dan sangatlah banyak, untuk ukuran wanita, yang sudah tidak memiliki harta dan hanya tersisa pakaian yang melekat di badan saja. Tetapi terlihat sedikit, bagi Meisya yang seorang influencer. Uang segini, bisa dia hasilkan hanya dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan. Karena bukan hanya dari satu media sosial saja. Dia juga seorang owner salah satu produk kecantikan. Pantaslah, bila uang segitu tidak ada artinya. Apa lagi, hal ini akan ditukar dengan masa depannya, bersama sang suami setelah pernikahannya sah nanti. "Ini banyak. Ini banyak banget, Mei. Aku nggak pernah pegang uang sebanyak ini," ucap Nayanika, sambil memandangi selembar kertas, yang memiliki nilai tukar fantastis ini. "Sekarang udah pegang kan?? Kalau gitu, cuma tinggal kerjanya kan ya??" Nayanika menelan salivanya dan membasahi tenggorokannya, yang terasa kering ini. Uang ini, bukan diberikan secara cuma-cuma. Uang ini, adalah sebuah pertukaran, dengan apa yang paling berharga di dalam diri Nayanika sendiri. "Tapi, kalau ketauan gimana, Mei?" ucap Nayanika lirih. "Tenang. Aku udah atur semuanya. Kamu cuma tinggal masuk kamarku diam-diam. Kamu layani suamiku dengan sebaik-baiknya. Kalau bisa, nggak usah banyak bersuara. Nikmatin aja. Toh cuma sakit di awal. Sisanya, kamu juga pasti nikmatin kok," ucap Meisya dengan sangat enteng sekali. Tetapi terasa sangat berat, bagi yang akan menjalaninya nanti. "Tapi aku takut, Mei," suara sumbang gadis yang tidak punya pilihan lain di hidupnya sekarang. Ia butuh uang cepat. Ia tidak tahu harus dapat darimana lagi, karena biarpun bekerja, tidak akan cukup untuk meng-cover semua kebutuhannya sekarang. Biaya rumah sakit dan juga biaya yang lain-lainnya. "Lebih takut mana, sama kehilangan nyokap. Plus hidup Luntang Lantung dijalanan?? Aku emang temen kamu, Nay. Tapi, aku juga butuh pertolongan kamu. Jadi menurut aku, ya sah-sah aja, kalau kita saling bantu satu sama lain. Bukan mau kejam. Masalahnya, masa depan aku juga dipertaruhkan di sini, Nay. Lagian, cuma sekali Nay. Ya paling satu sampai dua jam beres. Terus uang itu jadi milik kamu, tanpa kamu harus ganti sepeserpun!" cetus Meisya. Nayanika termenung. Angkanya memang menggiurkan. Apa lagi, dia amat sangat membutuhkannya juga. Bisa untuk membeli rumah kecil, bila memang masih ada banyak yang tersisa, dari biaya rumah sakit ibunya juga dan yang paling penting, bisa untuk biaya rawat inap, maupun rawat jalan ibunya, yang pastinya tidak akan sedikit. "Aku...," "Udah, Nay. Ambil. Kamu butuh banget kan?? Ambil aja. Nggak usah malu-malu," ucap Meisya lagi. "I-ini. Aku... Ya udah. Aku ambil ini. Hanya tidur semalam kan?" ucap Nayanika, dengan jantung yang sedang bergemuruh dengan kencang. Sudah tidak ada lagi pilihan lain. Ia harus menerima pertukaran, yang cukup berani ini. Demi ibunya. Demi adiknya juga. Karena sekarang, siapa lagi yang akan berjuang untuk dua orang keluarga yang tersisa, kalau bukan Nayanika, selaku anak tertua. Meisya segera mendekap tubuh sahabatnya ini dengan erat. Senang sekali. Akhirnya, permasalahannya akan segera teratasi. "Iya, Nay. Cuma semalam. Seenggaknya, Mas Abiyaksa tahu nanti, kalau aku masih perawan," ucap Meisya yang membuat Nayanika, kembali meringis perih di hati. Menjadi gadis pengganti di malam pertama?? Ya, itu dirinya. Dia akan lakukan hal yang sangat nekat ini, hanya dalam waktu satu minggu lagi saja. "Ya udah. Kamu bisa pergi sekarang. Kamu cairkan uangnya. Kamu bayarkan biaya rumah sakit dan kamu belilah makanan yang enak-enak, untuk adik dan ibu kamu. Belikan buah-buahan yang menyehatkan, Nay. Supaya ibu kamu, bisa segera sembuh. Ya??" ucap Meisya sembari mengusap punggung Nayanika. "Iya. Terima kasih, Mei," ucap Nayanika, sembari melepaskan dekapannya, pada tubuh Meisya. "Sama-sama, Nay. Aku juga terima kasih ke kamu lho. Kita ini, sedang saling tolong menolong kan??" ucap Meisya sambil membelai rambut Nayanika. "Aku pergi dulu," ucap Nayanika, sembari bangun dan pergi dari kamar Meisya ini. Sementara Meisya tersenyum licik dan mengembuskan napasnya dengan sangat lega sekali. Beberapa hari berikutnya. "Mas, pas malam pertama nanti, nggak usah nyalain lampunya ya??" pinta Meisya, kepada pria yang alisnya hampir menyatu, setelah membuat kerutan di dahinya sendiri itu dan setelah mendengar permintaan calon istrinya ini, yang akan segera dia pinang, hanya dalam waktu kurang dari empat puluh delapan jam lagi. "Kenapa emangnya?? Kamu nggak takut gelap?? Atau nggak terbiasa tidur dengan lampu yang terang??" tanya Abiyaksa, pria yang sebentar lagi, akan menjadi suaminya ini. "Eum... Ya nggak sih. Aku cuma malu. Aku baru pertama kali kan. Jadi, jangan Mas nyalain lampunya ya nanti?? Aku malu banget, Mas. Nggak pede." "Kamu ini. Kenapa harus malu sama suami sendiri??" tanya Abiyaksa. "Ya namanya malu, Mas. Apa lagi, kita juga belum lama kenal kan. Nggak apa-apa ya, Mas??" rengek Meisya. "Hahh... Ada-ada aja. Ya udah. Senyamannya kamu aja deh," balas Mas Abiyaksa, yang membuat Meisya tersenyum diam-diam. Malam setelah pesta pernikahan digelar. Abiyaksa, pria matang yang kini berusia tiga puluh tiga tahun, masuk ke dalam kamar, yang merupakan kamar pengantinnya bersama dengan Meisya. Kamar ini juga adalah milik Meisya sendiri, rumah yang ia hasilkan dari berbagai macam endorse yang masuk. Belum lagi, penghasilan dari penjualan produknya yang melesat tajam. Sesuai dengan keinginan Meisya , yang ingin kamar gelap dan tidak mau terlihat. Malu katanya. Kamar ini pun, benar-benar dibuat gelap gulita. Yang nampak hanya ranjang saja. Karena berseprai putih dan sosok yang memakai gaun putih minim, yang sudah berada di atas ranjang itu dan ada dalam posisi tidur yang menyamping. Abiyaksa mencari stop kontak dan berusaha untuk menyalakan lampu kamar ini. Tetapi sudah ditekan pun, lampu tak kunjung menyala juga. "Ya ampun, kamu sampai benar-benar mematikan lampunya begini," ucap Abiyaksa, yang sekarang ini berjalan menuju ranjang dan naik ke atas ranjang tersebut. "Ini gelap sekali, Mei. Kamu ini benar-benar ya?" ucap Abiyaksa, yang malah meletakkan tangannya di bahu sosok itu, hingga dia melonjak kaget. "Kamu kenapa sayang??" tanya Abiyaksa, yang kebingungan, saat merasakan reaksi terkejut wanita, yang ia pikir adalah istrinya ini. Gelengan kepala pun dilakukan dan Abiyaksa, malah merebahkan tubuhnya di samping 'wanita pengganti istri-nya' ini. "Kamu benar-benar pemalu ya?? Padahal, kamu berdandan cukup berani. Tapi disentuh sedikit oleh suami sendiri, malah kaget begitu," ucap Abiyaksa, yang main memeluk saja, sambil mengendus tengkuk leher Nayanika. "Parfum kamu selalu wangi. Aku suka sekali aromanya," ucap Abiyaksa, sambil menggerakkan tangan, yang tadinya berada di atas perut, kini malah sudah berada di samping tubuh wanita ini saja. Ia usap dari mulai pinggang hingga ke bawah dan berhenti di paha. Abiyaksa elus-elus di sana, sampai wanita berada di sisinya ini gemetar ketakutan. "Hei, nggak usah tegang. Rileks ya? Aku janji akan pelan-pelan," ucap Abiyaksa, yang mengendus dengan semakin ganas dan juga, mulai menciumi tengkuk leher wanita, yang ia kira adalah istrinya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
5.0K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
153.8K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
299.1K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
178.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
228.6K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
19.3K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
11.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook