"Ha? Apa Kakak bilang tadi? K-keponakan??" ucap Mentari terbata-bata, dia lirik ke arah perutnya Nayanika dan nampak mengerjap-ngerjapkan matanya. "Maksudnya gimana, Kak?" tanya Mentari untuk menegaskan lagi, bila ia tidak sedang salah mendengar. "Kakak hamil dan ada bayi di perut Kakak ini," ucap Nayanika dengan tegas. Dia sudah lelah menutupi. Ditutupi pun pasti akan ketahuan juga. Jadi lebih baik beritahu saja sekalian. Supaya lega. Supaya tidak perlu lagi main petak umpet. "Kok bisa, Kak? Kenapa bisa begini?" tanya Mentari yang bingung akan situasi. Kakaknya belum menikah dan malah hamil entah oleh siapa. "Ya bisa. Kenapa nggak bisa. Kakak udah dewasa juga sekarang. Tapi, kakak harap kamu nggak sampai bernasib sama seperti kakak. Kamu harus cari laki-laki baik, yang sayang kamu dan

