Sanvi baru saja selesai mengeringkan rambutnya setelah mandi malam. Tubuhnya masih dibalut piyama tipis yang nyaman, dan aroma sabun mandi masih menempel di kulitnya. Ia duduk di tepi ranjang, mengusap lembut ujung rambut dengan handuk kecil. Lampu kamar temaram, menciptakan suasana tenang yang biasanya membuatnya merasa rileks. Tiba-tiba, ponselnya yang tergeletak di meja samping ranjang berkedip, menandakan ada notifikasi baru. Sanvi meraih ponsel itu, lalu layar terbuka memperlihatkan pesan dari Arshan. Ia menatap deretan foto belanjaan yang dikirimkan, tas-tas belanja berisi baju, sepatu, hingga kotak-kotak rapi yang sepertinya berisi kosmetik dan aksesori. Alisnya sedikit berkerut. “Kenapa dia beli sebanyak ini? Bukankah sudah aku bilang nggak usah beli banyak-banyak…,” gumamnya pel