Kaisar dengan cepat melangkahkan kakinya memasuki bangunan berlantai tiga. Dia sedang dalam pertemuan penting saat ibu mertuanya meneleponnya tadi, dan untunglah acara sudah hampir berakhir jadi tanpa pikir panjang lagi ia memutuskan untuk gegas pulang. Ketukan sepatunya terdengar bersahutan dengan bunyi sepatu Romy yang juga berlari mengikuti majikannya.
"Syukurlah kau cepat pulang. Istrimu sejak tadi menangis dan terus memanggilmu. Mama sudah berusaha menghiburnya tapi dia masih terus menangis dan memanggilmu," ujar Tania. Wajahnya diliputi rasa cemas luar biasa.
"Apa dia akan melahirkan? Bukannya hari perkiraan lahir masih beberapa hari lagi?" Kaisar tak kalah panik.
"Dia sempat mengalami kontraksi palsu tadi, tapi entah apa yang membuatnya sedih hingga dia terus menangis. Mama dan p
