“Aku akan mengantarmu pulang. Aku pun akan bicara pada orangtua Raihan tentang kita,” tutur Kenan. Anindira menggigit bibir bawahnya sebelum berbicara. “Jangan sekarang. Aku belum siap.” “Nindi ....” Kenan menggantung kalimatnya. Ia turun dari ranjang dan berlutut di depan Anindira. Kedua tangannya membingkai wajah Anindira yang tampak tegang. “Aku tahu kau meragukanku. Bukan salahmu atau orangtua Raihan jika kalian menganggapku payah dan jahat. Yes, I'm the jerk. Aku tidak akan mengingkarinya. Aku sudah jatuh cinta kepadamu sejak kau menciumku di tenda perkemahan itu. Meski aku membencimu setengah mati setelahnya, tapi rasa cinta itu tidak pernah pudar. Bahkan, tumbuh lebih besar dari kebencian itu sendiri. Hanya satu yang kusesali dalam hidupku, aku membiarkan diriku larut dalam kebenc