Pertemuan kilatnya dengan Anindira membuat Kenan sadar jika wanita itu bukan sekadar wanita yang dicintainya. Ia menginginkan dan menyayanginya lebih dari menyayangi dirinya sendiri. Memutar kembali bayangan beberapa jam lalu saat ia melihat air mata Anindira mengoyak ketegarannya. Ia pria tidak punya hati dan jahat, pikirnya.
Sedikit banyak ucapan Mahesa menerangi ruang gelap batinnya yang diselubungi hasrat ingin mendapatkan Anindira kembali. Ketidakpuasannya menerima kekalahan dari Raihan terus mendorongnya menjadi pria yang tidak menggunakan hati dalam bertindak.
“Kau masih mau mengejar wanita yang ingin hidup bahagia dengan orang lain? Kenan, lihat dirimu sekarang. Apakah kau pantas untuknya setelah kau memorakporandakan hidupnya? Jika pengampunan yang kauinginkan, kau bisa meminta
