POV Rheinatta Tante Rheinatta menatapku dengan tatapan sayang. Belum mengucapkan kata-kata. Caranya menatap seolah menyiratkan kata, “Tante dapat merasakannya, Rheina.” Dan tanpa ragu aku menyandarkan kepalaku ke lengannya. Tante Garnetta merangkulku. Setelahnya, Tante Garnetta bukan mengguruiku atau memanfaatkan kesempatannya berbicara itu untuk mengarahkan aku. Padahal dia sangat bisa melakukannya. Apalagi dengan bahasa tubuhku, aku sudah mulai menunjukkan bahwa aku membutuhkan dia saat itu. Sebaliknya, Tante Garnetta malahan mengorek lebih dalam masalahku dan mencari tahu apa yang sebenarnya aku inginkan. Kami berbincang hingga dini hari dan akhirnya aku meminta agar Tante Garnetta menginap di kamarku saja, bukan di kamar sebelah. Tante Garnetta tidak menolak sama sekali. Banyak