POV Kelvin Diamnya gue membuat Rheinatta bertanya, “Kamu sekarang merasa jijik kan? Hm. Itu juga yang membuat aku agak ragu untuk membuka hati buat Siapa pun.” Sedih gue mendengarnya. Rheina, Rheina, kamu ini apa-apaan sih? Bisa-bisanya kamu menghukum diri untuk sesuatu yang bukan salah kamu. Kalau apa yang aku lakukan sih wajar. Soalnya kan aku memang melakukan yang salah, batin gue sedih. “Kamu salah terka, Rheina. Aku nggak peduli soal itu. Ya, meskipun untuk saat ini aku belum berani berjanji akan berusaha demi mewujudkan keinginan kamu untuk berziarah di makam Mama kandungmu.” Gue berkata dengan penuh kemantapan. Rheinatta menatap gue dengan tatapan nggak percaya. Gue mendekatkan wajah ke dan mendaratkan lagi sebuah ciuman di kening dia. “Aku nggak akan mundur. Bahkan seandain