Juna “Jun, kok nggak ikut makan? Pizzanya Mama beli di toko langganan kamu loh.” Suara Mama lagi-lagi menginterupsiku. “Hah? Apa ma?” “Kamu itu loh, kok nggak ikut makan pizzanya?” Semua mata menatap ke arahku. Termasuk Papa mertua yang baru datang dari kamar mandi. Abil menatapku sebentar, lalu tangannya mengapit lenganku. “Kami baru aja makan steak, Ma. Jadi Mas Juna masih kenyang. Iya kan, Mas?” Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Padahal bukan itu alasan utamanya. Kalian tahu sendiri kan, apa yang saat ini aku rasakan? Sepertinya makan pizza saja tidak cukup, harusnya mereka semua yang aku makan! “Terus kamunya nggak kenyang Bil, masih ikut makan?” Itu suara Mama mertua. “Mama kaya nggak tahu aja kalau aku makannya banyak.” Abil nyengir