27. Janji Juna

1503 Words

Juna “Terimakasih, Mbak...” ucapku pada salah satu pegawai cafe tempatku saat ini memesan minuman. Abil duduk tepat di depanku dengan kepala menunduk dan dia belum mengatakan sepatah kata pun sejak kami masuk cafe ini. “Angkat kepala kamu, Abil. Kita perlu bicara.” Lagi-lagi Abil tidak merespon. Wajahnya semakin menunduk dan detik berikutnya aku melihat Abil menyeka air mata yang sepertinya sudah turun sejak kami bertemu setengah jam yang lalu. Abil pulang ke rumah temannya, si pemilik motor scoopy marun dengan sticker becak yang aku temui tadi pagi. Tidak kusangka, yang dimaksud oleh penjual soto sedang ada tamu, tamunya adalah Abil. Pantas saja aku merasa tidak bisa mengalihkan pandangan dari motor itu, tidak tahunya Abil juga pakai motor itu untuk ke mana-mana. “Bil,” kali ini sua

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD