Wajah Barat memang sedang tidak baik-baik saja, ada lebam bekas baku hantam di sana, memar yang Nirwana usap perlahan, sedang Barat melingkarkan lengan di tubuh Nirwana yang masih setia duduk di atas pangkuannya, mengapit pinggang Barat dengan dua kakinya. Kebayang? Barat menatap seraut wajah cantik itu. "Kok, mukulnya segini doang?" Buset. "Kamu mau yang segimana lagi? Ini udah sakit, tahu." Bibir Nirwana mencebik. "Coba kalo yang mukulnya Bang Langit ...." "Beraharap Mas masuk rumah sakit, ya, kamu?" "Biar satu sama, kan? Mas nampar aku, aku masuk rumah sakit." Yeu! Masih jengkel ternyata, Barat usap pipi Nirwana. "Maaf." Meski sebetulnya yang membuat Nirwana diungsikan ke rumah sakit itu bukan karena tamparannya, melainkan emosi berkecamuk yang membuatnya tertekan di saat sedang