"Saya tidak pernah lupa, dan bahkan tidak akan pernah ada tunangan pura-pura di antara kita," jawab Agam tegas, dengan posisi yang masih sama seperti semula, tangan Luna yang masih di cekal kuat, serta wajah yang masih berada di dekat telinga Luna. Deg Luna tentu saja terkejut mendengar ucapan Agam, yang terdengar begitu tegas, dan tidak sedang bercanda. "Apa maksud Bapak?" Tanya Luna dengan mata yang sudah membulat sempurna, namun masih tetap dengan pandangannya yang lurus ke depan, karena tidak berani bergerak, takut salah satu di antara wajahnya ada yang menyentuh bagian salah satu wajah Agam. "Apa perkataan ku tadi kurang jelas? Tidak ada tunangan pura-pura," Agam menjawab pertanyaan Luna, dengan kata-kata yang sama seperti tadi, hanya saja, saat ini Agam mengatakannya dengan penuh