Aku tersenyum dalam hati, membayangkan Soraya dan Ibu Sofia akan saling menyalahkan. Aku yakin keduanya akan saling bermusuhan dan menjatuhkan satu sama lain. Perasaan bahagia memenuhi hatiku karena aku bisa memanfaatkan situasi ini untuk membalas perbuatan mereka yang telah menyebabkan kematian Aruna dan Ibu Arum, ibu kandung Pak Kaiden dan Kak Leon. "Ratna, lepaskan dia! kita pergi," perintah Soraya dengan wajah geram, masih marah karena tidak percaya Ibu Sofia merestui hubungan aku dan Pak Kaiden. Aku mengelus pipiku yang masih terasa sakit akibat tamparan Soraya. Tapi, aku tidak peduli dengan rasa sakit itu. Aku merasa puas karena bisa membuat Soraya dan Ibu Sofia saling bermusuhan. Mereka berdua memiliki peran dalam tragedi yang menimpa keluarga Pak Kaiden, dan aku akan memastikan