"Rania," panggil Pak Kaiden saat aku akan belok menuju ruangan lain membuatku terkejut. Aku membalikkan badan, dan pria itu berjalan cepat menghampiriku dengan senyum yang manis. "Tadi aku tersesat," kataku berpura-pura kebingungan dan sedikit gugup, sambil menundukkan kepala. Pak Kaiden tersenyum dan merangkul pinggangku dengan mesra. "Ya sudah, ayo papa dan mama sudah menunggu kita di meja makan," ajak Pak Kaiden, sambil menarikku mendekat ke arahnya. Aku merasa sedikit tidak nyaman dengan sentuhan mesra itu, tapi aku berusaha untuk tetap tenang dan tidak menunjukkan rasa tidak suka. "Ayo, kita ke meja makan," kataku, sambil berusaha untuk melepaskan diri dari rangkulan Pak Kaiden. Tapi, Pak Kaiden semakin erat memelukku. Kami berjalan menuju ruang makan, di mana sudah ada Ibu Sofia