Di dalam kamar Pak Kaiden, dia melepaskan pegangan tanganku dan berjalan menuju lemari pakaian yang terbuat dari kaca tembus pandang. Aku bisa melihat banyak gaun terjejer rapi di dalamnya, dan itu membuatku merasa heran. Apa mungkin Pak Kaiden mengoleksi gaun wanita? "Aku tahu apa yang sedang ada di pikiran kamu," ucap Pak Kaiden, tiba-tiba bisa menebak jalan pikiranku. Dia tersenyum dan memandangku dengan mata yang tajam. "Ini gaun Aruna yang banyak belum dipakainya," tambahnya, sambil memilih gaun yang cocok untukku. Pak Kaiden mengambil gaun berwarna putih yang sangat cantik, dengan detail yang rumit dan elegan. Aku memandangi gaun itu dengan kagum. "Cantik sekali," gumamku, sambil menyentuh kain gaun yang lembut. "Tubuh kamu dengan Aruna sama, pasti pas di kamu, Rania," katanya,