Pak Kaiden melepaskan pelukannya, lalu memandang Laura dengan tatapan aneh sekaligus terlihat geram. Aku juga memandang Laura, yang terlihat tidak bisa mengendalikan dirinya dan mempermalukan diri sendiri. "Laura, kamu bilang aku pelakor merebut Kaiden dari kamu?" tanyaku seraya menantangnya, mencoba menahan emosi yang mulai memuncak. Pak Kaiden hendak membalas Laura, tapi aku mencegahnya dengan sentuhan lembut di tangannya. "Biarkan aku yang menangani ini," kataku pelan. Laura tersenyum sinis, tapi aku bisa melihat sedikit keraguan di matanya. "Tentu saja kamu pelakor," balas Laura dengan percaya diri. "Asal kamu tahu, papa bilang akan menemui Pak Rendra untuk membicarakan perjodohan kami," lanjut Laura, nada suaranya penuh dengan percaya diri kalau nanti Pak Rendra akan menerima perjo