Hanggono Tirto, pingsan. Ya, setelah mendapat-kan tamu ternista, tidak memiliki sopan santun dan akhlak yang baik, Hang jatuh tak sadarkan diri. Ia terlalu kaget, mendengar penuturan pemuda astral yang menyebut sebagai calon suami masa depan Amel. Wanita montok, Kesayangan Hang. Berani sekali, Cih! Andai Hang bisa mengendalikan kesadaran, pasti sudah ia tebas leher teman satu kampus Resti. Hanya saja, jantung Si Bangkot Tua terlanjur melemah karena secara tidak langsung disumpah-serapahi untuk mati. "Mas, bangun. Astaga! Mas!" Samar-samar Hang bisa mendengar suara Dewi Surganya. Ah, merdu sekali. 'Montok memang tiada dua,' batin, Hang namun enggan membuka mata. Ia masih terlalu lemah, tak memiliki daya. "Udah, Nte.. Biarin aja Omnya nggak bangun selamanya. Victor Ardiansyah sia