Jutaan benda langit, juga bintang semu, yang memancarkan cahaya, menghiasi bentangan bumantara gelap pekat, kota London, malam ini. Ditemani oleh candra berbentuk bulat sempurna, seakan menjadi cahaya utama, membias awan tipis di bawah cakrawala hitam. Semilir angin dingin, diikuti dedaunan kering berguguran, menyambut angka pertama dalam bulan terakhir di tahun ini. Ya … Desember. Bulan dimana rasa sakit, penantian, dan rasa rindu, akhirnya menemui titik akhir. Penghujung rasa lelah, penghujung rasa letih, dan penghujung rasa sesal, berhenti di akhir tahun terberat yang Arash lewati. Bahagia. Ah … rasanya, segala derita yang selama sembilan tahun menggelayuti batin, begitu saja menghilang, seperti debu yang terhempas oleh angin, meninggalkan rasa cinta yang sama, pada orang yang sam