Flashback. Drrrttt … drrrttt …. Suara getar ponsel, yang sengaja Aresh taruh di atas nakas, tiba-tiba saja terdengar, dan berhasil mengalihkan perhatian lelaki itu, dari layar laptop di hadapannya. Dengan malas, Aresh meraih benda pipih tersebut, kemudian menggeser tombol hijau ke sisi kanan, setelah melihat siapa yang menghubunginya malam itu. “Hallo, Kak Aze,” sapanya. “Resh, lo di mana? Di apartemen, atau di rumah orang tua lo? Arash mana?” tanya Azeil, to the point. “Arash belum balik ke apartemen. Jadi, gue masih nunggu dia di rumah Ayah-Bunda. Ada apa, Kak?” tanya Aresh. “Ada Om Nathan, gak? Gue mau bicara sama beliau.” Aresh yang cukup malas untuk beranjak dari posisi ternyamannya di atas tempat tidur, segera menjauhkan benda tersebut ke sisi kiri, menutup microphone