Ketika Raikhal dan istrinya keluar dari perusahaan Atmawijaya, Meisya tampak sangat bersemangat, wanita itu tersenyum semringah. Bagaimana tidak, besok malam neneknya secara resmi akan mengumumkan janji barunya, dan dia akhirnya bisa kembali mengangkat alis setelah mendengar pernyataan itu.
Memikirkan hal ini, dia tidak bisa menahan diri untuk mengatakan sesuatu pada suaminya. "Raikhal, terima kasih ya untuk semuanya. Jika kamu tidak mendorongku, aku tidak akan berani mengambil tugas ini."
Raikhal mengangguk dan tersenyum. "Istriku, kamu memang pantas mendapatkan ini. Oh ya, ngomong-ngomong atas pencapaianmu, apakah kamu tidak berniat untuk merayakan kebahagian ini dengan membuat acara yang spesial?"
"Jadi kamu mau aku merayakannya. Bagaimana caranya, katakan padaku?"
"Kebetulan ulang tahun pernikahan kita yang ketiga sudah dekat, mengapa kita tidak merayakannya bersama! Aku akan mempersiapkannya, kamu tidak perlu khawatir tentang itu."
Meisya bertanya dengan penasaran dan tersenyum malu-malu. "Apakah maksudnya kamu akan memberiku kejutan?"
“Ya!” Raikhal mengangguk dan berkata sambil tersenyum bahagia. “Aku memang ingin menyiapkan kejutan untukmu!”
Entah mengapa kali ini Meisya merasa gemas pada suaminya. "Kalau begitu aku tidak akan bertanya apa itu!"
Raikhal pun dengan cepat menjawab. "Jangan tanya, tunggu saja!"
Raikhal berniat mempersiapkan ulang tahun pernikahan khusus berdua dengan istrinya, dia sudah mulai memikirkan banyak rencana.
"Secara umum, kompensasi adalah fokus utamaku saat ini. Lagi pula, aku dulu sangat miskin dan tidak punya uang walaupun sekedar membeli hadiah untuk istriku, dan bahkan aku tidak mampu memberikan pernikahan resmi kepada Meisya. Sekarang aku punya banyak uang, aku harus memberi kompensasi pada Meisya dengan sebaik-baiknya."
Setelah berpisah dengan istrinya di parkiran Atmawijaya Group, Raikhal memutuskan untuk pergi sendiri ke sebuah toko perhiasan bernama Elkha Jewellery di pusat kota Jakarta.
Elkha Jewellery adalah toko perhiasan lokal yang paling terkenal di kota ini. Mereka menjual emas, platinum, berlian, giok dan zamrud, toko yang bisa dikatakan memiliki segalanya.
Raikhal ingin membeli hadiah untuk istrinya terlebih dahulu, kemudian pergi ke hotel terbaik dan membooking untuk meresmikan pernikahan yang terlambat.
Setelah datang ke Elkha Jewellery, karyawan toko yang berjaga tidak merasa perlu repot-repot memperhatikan Raikhal ketika mereka melihatnya hanya mengenakan setelan biasa.
Raikhal melihat-lihat perhiasan dengan teliti untuk waktu yang cukup lama dan akhirnya dia menjatuhkan pilihan pada sebuah kalung yang liontinnya terbuat dari batu giok dan terkunci di lemari.
Bahan kalung tersebut adalah batu giok es teratas, yang sangat indah dan atmosfer, yang sejalan dengan temperamen seorang Meisya Adriana.
Kemudian Raikhal melihat harga kalung tersebut yang dibanderol 30.000.000.000, harga yang sepele baginya.
Raikhal segera memanggil seorang karyawan dan berkata, "permisi, tolong ambilkan kalung yang ini, saya ingin melihat dan akan memeriksanya."
Seorang karyawan pun menjawab sambil melirik dengan ekspresi tak yakin ketika menatap Raikhal. "Saya tidak punya kuncinya, karena kunci lemari ini ada di tangan manajer kami."
"Boleh tolong panggilkan manajermu? Saya jatuh hati dengan kalung yang ini!" pinta Raikhal sembari menyentuh kaca lemari yang menjadi tempat satu-satunya kalung dengan liontin batu giok itu bertengger.
Karyawan itu mengangguk untuk mengiyakan, lalu dia menggunakan walkie-talkie untuk menghubungi sang manajer toko. "Bu Manajer Niki, seseorang ingin melihat harta karun toko kota kita!"
Secepat kilat seorang wanita yang berpenampilan sangat mempesona berlari dengan penuh semangat, namanya Nikita Winona, dan dia adalah manajer penjualan di toko ini.
"Tamu terhormat mana yang ingin melihat harta karun toko kota, Ronal?"
Karyawan itu menunjuk ke arah Raikhal. "Bu Manajer Niki, dia pria yang terhormat itu."
“Apa?” Melihat Raikhal yang ditunjuk membuat ekspresi Nikita sama menjijikkannya dengan memakan lalat hidup-hidup.
"Bagaimana mungkin pria miskin yang terlihat seperti gembel macam dia bisa membeli harta karun toko kota?"
Memikirkan hal ini, Nikita segera berkata kepada karyawan pria yang telah membuang-buang waktunya. "Ronal, apakah kamu bercanda?"
Ronal segera menggelengkan kepala. "Tidak, pria itu benar-benar ingin melihat harta karun toko kota. Tadi dia mengatakan itu."
Nikita langsung memarahi Ronal karena dia merasa telah dipermainkan. "Bisakah pria sampah semacam dia membeli harta karun toko kota? Apakah kamu buta, Ronal? Jika kamu buta, bicara saja, dan keluar dari sini untuk menyelamatkanmu dari kemarahan saya!"
Nikita bangga bisa menilai orang dengan sangat akurat, walau hanya dari melihat penampilan luar.
Orang seperti apa dan daya beli seperti apa yang seseorang miliki, Nikita bisa menilai dengan melihatnya sekilas.
Oleh karena itu, Nikita juga menilai sekilas bahwa Raikhal hanyalah seorang pengemis yang tidak mampu.
Lagi pula yang ingin Raikhal lihat adalah harta karun senilai 30 miliar untuk sebuah kalung dengan liontin batu giok di toko kota, bahkan jika itu adalah kalung biasa seharga 3 juta pun belum tentu dia akan mampu membelinya.
"Bukankah ini hanya membuang-buang waktuku yang sangat berharga?" gumam Nikita mendengus kesal.
Karyawan yang telah dimarahi Nikita kini tidak lagi berani berbicara, sementara Raikhal mengerutkan kening dan mulai bertanya-tanya. "Kamu tidak mau membuka pintu lemari ini untuk berbisnis? Saya ingin melihat kalung ini, lalu kenapa kamu tidak mau memberikannya pada saya?"
Nikita berdecak kesal dan mencibir. "Kami memang membuka pintu lemari untuk melakukan bisnis, tetapi kami tidak melakukan bisnis dengan orang-orang cacat mental sepertimu. Jika kamu tidak mampu membelinya, jangan datang untuk sekedar melihat-lihat!"
Raikhal menggelengkan kepala, dia merasa kesal mendengar penghinaan Nikita terhadapnya. "Mata mana yang kamu lihat sehingga saya dinilai tidak mampu membelinya?"
"Hahaha!" Nikita malah tertawa dengan keras, memandang Raikhal dengan jijik dan sangat rendah. "Potongan batu giok ini bernilai puluhan miliar. Untuk apa kamu membelinya? Saya tahu, bukankah kamu datang ke sini berharap ada yang memotretmu untuk mencari sensasi. Lalu dikirim ke admin akun gosip untuk dipostingnya dengan judul 'Seorang pengemis miskin di kota berani mendatangi toko perhiasan terbesar dan terkenal untuk melihat sebuah kalung yang diberi nama harta karun toko kota.' Itu kan yang kamu inginkan?"
Sambil mengatakan hal itu Nikita mulai melipat tangan di d**a, tampak arogan dan menghina.
Mendengar bahwa batu giok itu bernilai puluhan miliar, banyak orang di sekitarnya yang tengah berbelanja perhiasan menunjuk ke arah Raikhal dan membicarakannya.
Bahkan ada yang berani berkata dengan jijik. "Orang seperti itu benar-benar tidak tahu malu, dia tidak mampu membelinya, lalu dia datang untuk menontonnya, lagian apa yang harus dilihat?"
"Itu benar, bahkan jika dia tidak melihat identitasnya, bagaimana dia bisa layak mendapatkan batu giok berkualitas tinggi seperti itu?"
"Sudah kubilang, kejadian ini sudah banyak terjadi di mana-mana sekarang!"
Raikhal melirik ke arah Nikita yang berada di dalam toko perhiasan, lalu mengedarkan pandangan, melihat wajah orang-orang yang telah mencibirnya dengan wajah menghina. Raikhal pun akhirnya memutuskan untuk memberi pelajaran pada Nikita yang telah mengakibatkan semua ini terjadi.
Raikhal langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Zaky.
"Datanglah ke Elkha Jewellery dan siapkan uang tunai 30 miliar untukku. Sampai jumpa dalam sepuluh menit!" ucap Raikhal dengan singkat tanpa berbasa-basi.
"Baik, Tuan muda, saya akan segera tiba di sana."
Mendengar Raikhal menghubungi seseorang membuat Nikita melengkungkan bibirnya dan berkata sambil tersenyum mengejek. "Saya kecanduan akting seseorang yang mengatakan pada orang lain untuk membawakan uang tunai 30 miliar ke sini, saya sendiri belum pernah melihat begitu banyak uang dalam hidup saya, saya harap kamu dapat membuka mata saya lebar-lebar! Apakah kamu tidak tahu jika menarik uang lebih dari ratusan juta, kamu harus membuat janji dengan bank terlebih dahulu, kan? Hahaha, kamu lucu sekali! Tapi harus saya akui jika aktingmu cukup menarik."
"Justru itu karena kamu belum pernah melihat begitu banyak uang, saya akan membuatmu segera melihatnya!" jawab Raikhal dengan suara yang terdengar sangat dingin.
Mendengar hal yang pria itu ucapkan membuat semua orang di sekitar kembali membicarakan Raikhal.
"Kemiskinan bukanlah masalah, masalahnya adalah jangan berakting untuk mencari muka."
"Haha, orang itu tidak terlihat seperti orang kaya pada saat pertama kali aku memandangnya. Dia hanya sok kaya dan berpura-pura mampu membayar 30 miliar untuk membeli sebuah kalung, kalaupun dia bisa memberikan uang 500 juta saat ini, aku pasti akan langsung memanggilnya tuan besar yang terhormat!"
"Aku hanya ingin melihat seperti apa wujud dari uang tiga puluh miliar rupiah, tunai di depan mata kita semua!"
Mendengar bahwa semua orang yang ada di sekitarnya berbicara rendah tentang Raikhal, membuat Nikita tidak bisa menahan senyumannya. Dia tidak pernah melihat uang tunai sampai miliaran rupiah dalam beberapa saat, dan rasanya dia tidak sabar melihat bagaimana kehidupan pria malang itu berakhir dengan segala khayalannya.
Beberapa menit kemudian, di depan pintu masuk Elkha Jewellery, beberapa Rolls-Royce tiba-tiba berhenti. Setelah itu, dari dua Rolls-Royce di depan membuka pintu dan delapan pengawal berjas hitam segera turun dari mobil.
Mereka membawa koper hitam di tangan masing-masing, otot-otot semuanya tampak tegang, wajah kedelapan pria itu begitu serius, dan tubuh mereka dingin dengan tatapan membunuh, bahkan dalam seketika suasana di sekitarnya menjadi hening.
Adegan tersebut tiba-tiba mengejutkan seluruh karyawan Elkha Jewellery.
Dari mana pria-pria besar itu berasal dan memiliki kemegahan seperti yang ada di hadapan mata semua orang yang memandangnya?