BAB 22

1101 Words

"Restoran kamu laris, bisa masak?," tanya Indah, mengukuti langkah Bima, sambil memasukkan tangan di saku jasnya. Sambil menikmati udara dingin kota Paris. "Bisa sih, kalau cuma masak yang instan, misalnya mie instan, sphagetti atau masak air," ucap Bima sambil terkekeh, melirik Indah. "Huh, masak air aku juga bisa kali," Bima menarik nafas, mengetatkan jas yang di kenakannya. Ia memandang mini market bertulisan open di dekat pintu, "Kamu mau enggak nyicipin masakan aku?," "Emang kamu bisa masak?," "Bisa sih, kalau yang simpel seperti sphagetti," "Wah hebat dong, padahal kamu laki-laki," "Bukannya kebanyakan chef di d******i dengan laki-laki?," "Iya sih kamu bener. Tapi kenapa laki-laki?, padahal masak itu diidentik dengan wanita," "Mungkin wanita memasak untuk suami, anak dan ang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD