Hari ini memang hari menyebalkan. bagaimana tidak. pagi-pagi murid kelas 12 IPA 1 harus melakukan ulangan tulis dadakan. gurunya killer juga lagi. sungguh penderitaan yang haqiqi. tak terkecuali bagi gadis cantik yang sedari tadi menggerutu tidak jelas. wajahnya tertekuk masam dengan omelan omelan khas yang tidak bermutu.
"Hih kenapa sih si botak itu selalu kasih ulangan mendadak? dia pikir gua belajar apa? jelas enggak lah!" Omel Veve sedari tadi. itu membuat teman satu bangkunya memutar mata malas.
"Sudahlah Ve, diem aja napa. toh udah berlalu" Timpal Densha.
"Ya tapi kan nilai gua jadi jelek. bakal kena semprot nyonya besar nih!"
"Yaelah Ve, kapan nilai lo bagus? ngimpi sono lo ngimpi. whahaha" Saut Alarik tiba-tiba.
"Eh cubung. ngapain lo nyaut-nyaut. kurang kerjaan" Sungut Veve kesal. pasalnya si Alarik ini musuh bebuyutan yang harus di musnahkan.
"Eh Ayang Veve galak banget. daripada marah marah gaje, yuk kita ke kantin. ngisi perut, lapar nih" Ucap Alarik dengan nada genit dibuat buat. tidak lupa kedipan mata manja yang dia lemparkan pada Veve.
"Ayang ndasmu..!" Sewot Veve angkuh berjalan keluar kelas. yang sontak membuat Densha dan Alarik mengejarnya.
Kini mereka bertiga sudah duduk tanpa anteng di meja pojok kantin. walaupun sering cekcok antara Veve dan Alarik tapi dilain waktu mereka akan tetap akur. tapi tidak menutup kemungkinan tingkah kucing dan tikusnya akan kambuh lagi. disinilah kegunaan Densha sebagai penengah.
"Yang.. bagi dong baksonya!" Ucap Alarik menoel noel pipi Veve.
"Ihh gak. gak boleh!" Balas Veve dengan mata melotot.
"Untung Sayang. kalo gak udah gue colok tuh mata. tambahin saos sama kecap enak juga." Gumam Alarik dengan cengengesan sambil membayangkan lezatnya mata Veve.
"Dasar gila!" Ucap Densha yang sejak tadi diam.
"Oh iya. abang Alarik pergi dulu ya, ladies. bentar doang cuma 5 menit." Kata Alarik tiba tiba dengan cengengesan.
"Gak usah kembali sekalian!" Sewot Veve dan Densha bersamaan.
Selang beberapa menit kemudian kantin tampak rame karna jeritan cewek cewek alay. sontak membuat ke dua manusia yang sedang asyik bercengkrama menoleh. setelah tau biangkerok penyebab ulah. Veve dan Densha memutar bola mata malas dengan kompak.
Bagaimana tidak malas. kalo yang di lihat gerombolan Most Wanted sekolah Nusa Bangsa. dengan gaya sok cool nya sedang berjalan beriringan. di barisan terdepan ada ketua geng nya yang di beri nama geng Hansome hansome club. Atau bisa di singkat HHC. Cuihh!! Najis banget kan. Siapa lagi ketuanya kalau bukan si b***k alias Alarik. pemuda tampan dengan gaya sok tampannya yang setinggi langit. seragam di keluarkan. kancing atas seragamnya juga di buka memperlihatkan kaos dalam yang di pakainya. berjalan santai dengan menenteng sebuah gitar kebanggaanya. itu yang membuat para cewek kelepek-kelepek melihat penampilannya.
Padahal menurut Veve penampilan Alarik sudah seperti berandalan mau ngamen. di belakang Alarik ada Leo, sang most wanted dengan ketampanan nomor dua setelah alarik. Penampilannya tidak jauh beda dengan sang ketua. tapi di bagian tangan kirinya ada gelang gelang yang bergambar tengkorak. dibelakang lagi ada Gilang juga Raka yang tak kalah gantengnya. Fiks! mereka ber empat adalah tim pembuat onar. tapi walaupun begitu prestasi non-akademiknya wajib di acungi jempol.
Alarik sang vokalis band,Leo sang bassis,Gilang sang Pianis dan Raka si Drummer. mereka ber empat juga aktif dalan olahraga basket. yang di ketuai oleh Raka. Taukan alasan para cewe-cewe alay berteriak histeris.
Ke empat pemuda itu tampak tak risih dengan tatapan para perempuan yang di lewatinya. kecuali Raka yang yang kedip kedip genit pada perempuan yang menyapanya. memang di antara ke empat orang ini yang mempunyai lesung pipi hanya Raka. itu menambah nilai plus untuknya. sedangkan Gilang, dia terlihat tampan dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya.
Ternyata para biang kerok berjalan menuju kedua gadis yang sejak tadi menatapnya malas. Leo dan Alarik langsung duduk di samping kiri dan kanan Veve. menyuruh paksa Densha untuk bergeser. sudah menjadi rahasia umum kalau Alarik dan Leo menaruh hati pada Veve. tapi mereka sudah berkomitmen untuk bersaing secara sehat.
"Halo manis!. mau abang nyanyiin lagu?" Ucap Alarik dengan nada manjanya yang di buat buat.
"Spesial untuk si manis Veve My litle one." Tambahnya. sontak perkataan terakhir Alarik membuat teman teman perempuannya terkejut.
"Heh ! sejak kapan aku menjadi kekasihmu b***k?" Geram Veve tak terima. ogah banget punya kekasih macam Alarik yang playboy nya cap Lele.
Perkataan Veve membuat para perempuan yang histeris bernafas lega. 'masih ada kesempatan buat deketin Alarik'. batin mereke.
"Syuttt!! diem aja napa Ve. nyenengin abang!"
"Lo pikir abang tukang bakso!" Sungut Veve kesal. tiada hari tanpa kesal bagi Veve. bagaimana tidak kalau setiap hari di ganggu dua makhluk berbeda sifat ini. kalau Alarik bawaannya humoris dan petakilan. berbeda dengan Leo yang Stay cool dengan omongan yang lebih bermutu.
Sadar akan sesuatu, Veve celingak celinguk mencari sahabatnya. "Tenang Baby! Densha sudah aman bersama Gilang dan Raka!" seakan tau apa yang di pikirkan pujaan hatinya. si Leo segera membuka suara.
"Apa? aku akan menyusul Densha.!" Ucap Veve beranjak ingin pergi. tapi segera di cegah Leo.
"Apasih Leo. lepasih!" Veve berusaha melepaskan cekalan Leo. Dia khawatir akan terjadi sesuatu dengan Densha. sahabatnya itu selalu ketakutan kala berhadapan dengan Raka.
"Sudahlah Baby! tenang. Aku jamin Densha gak bakal kenapa napa." Tutur Leo dengan suara lembut. entah mengapa suara Leo selalu membuatnya luluh. akhirnya ia pun duduk diam sambil melirik kiri dan kanannya.
Sebenarnya dia risih akan tatapan teman teman perempuannya yang menatapnya sinis. itu gara gara duo cecenguk yang tak mau lepas darinya.
Tidak mereka sadari. sedari tadi ada seorang pria berdiri tegap dengan setelan jas formalnya menatap ke arah mereka bertiga yang kini bercanda tawa. dengan senyum miringnya pun dia melenggang pergi.