61. Stempel bibir

1667 Words

Kai membuka matanya saat sayup-sayup mendengar suara tangisan yang berasal dari kamar mandi. Pria itu lantas meraba kasur di sebelahnya, tidak salah lagi. Pastilah yang sedang menangis adalah istrinya karena Nadira memang sudah tidak ada lagi disampingnya. Pria itu menyibakan selimutnya dan terburu-buru masuk ke kamar mandi. Untunglah pintunya tidak di kunci. "Kai, kenapa kau masuk?" Nadira begitu terkesiap melihat suaminya yang masih dengan tubuh polos itu masuk ke kamar mandi. "Kenapa kau menangis?" "Aku tidak ...," Nadira menoleh ke sembarang arah. "Jangan bohong! Aku dengar kau menangis tadi." Kai berjongkok untuk mensejajarkan posisinya dengan Nadira yang saat ini tengah berendam di bak mandi. Kai meraih dagu istrinya, membuat Nadira menatapnya. "Kenapa kau menangis?" 'Masa iy

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD