“Aa Aryo udah makan? Kelihatannya cape banget, emangnya Aa baru datang dari mana ini teh?” Geli Tania melihatnya. Endang menempel begitu dekat pada Aryo sedangkan lelakinya itu sudah seperti kena sembelit tiga hari berada di sisi Endang. Mungkin kalau bukan di depan Tante, tu Endang sudah ditoyor supaya menjauh. “Butuh bantuan, Sayang?” tanya Tania manis sembari menarik Aryo agar berdiri dari kursi dan pindah ke kursi single. Sementara dia duduk di kursi yang tadi di duduki Aryo. Di sebelah Endang. “Endang apa kabar? Teteh kangen!” Tania mencium kedua pipi Endang dan memberikan senyumannya yang termanis. “Eh, iya, The. Endang baik. Teteh apa kabarnya?” tanya Endang balik. Kelihatan sekali kalau dia merasa tidak nyaman berada di samping Tania. “Baik. Masih kerja di butik yang di Dago

