5

1335 Words
Hari ini tepat seminggu setelah pertemuan Vanna dan Raffa. Dan hari ini juga adalah hari terakhir perjanjian mereka. Dalam seminggu ini pula hubungan Vanna dan Raffa lebih akrab. Sering kali Raffa menjemput Vanna untuk ke kantin. Seperti saat ini, Vanna dan Raffa sedang asyik menikmati makanan yang dipesannya. Lena dan Nadya mencari meja lain karena merasa dikacangi jika disitu, begitu pula dengan Dirga dan Randi. Sejak dinner yang lalu, Raffa tak pernah mengungkit pembicaraan tentang pacarnya lagi. Seolah ia tak pernah menceritakannya kepada Vanna. "Hari ini hari terakhir lho." Vanna menatap Raffa yang membuka pembicaraan. "Bagus dong, seminggu ini lo gak cari masalah." "Malahan gue rasa otot-otot gue mulai kaku kalo gak berantem." Vanna memutar bola matanya malas. "Kalo mau sana berantem." Raffa tertawa lalu mengacak rambut Vanna "Gak dong. Demi lo gue gak berantem." Vanna hanya mendengus. Vanna menyesap minuman yang dipesannya, sedangkan Raffa sekarang sibuk memainkan ponselnya. Saat mereka sibuk dalam kegiatan masing-masing, seseorang datang lalu menarik kerah Raffa dan langsung menonjoknyaㅡmembuat Raffa terjatuh. "Bangsat." Kata cowok tersebut langsung menonjok wajah Raffa lagi membuat kantin langsung gaduh dengan jeritan. Raffa memegang pipinya dan berdiri lalu menatap cowok tersebut tajam. "Masalah lo apa?" Katanya setenang mungkin. Cowok tersebut menggepalkan tangannya siap memukul wajah Raffa lagi. "Lo cowok b******k yang ga pernah memikirkan perasaan cewek. Lo tau adik gue hampir lukai dirinya sendiri karena lo tolak." "Terus masalahnya dengan gue apa? Kan dia yang mau lukai dirinya sendiri." Raffa kembali mendapatkan bogeman dari cowok itu membuat darah keluar dari sudut bibir Raffa karena ia belum sempat menghindar. Vanna yang melihat perkelahian itu hanya berdiri mematung. Dan terjadilah adu jotos antara Raffa dan cowok tersebut. "Jangan beri harapan kedia kalo lo gak tertarik." Raffa membalas tonjokan cowok tersebut "Gue gak pernah ngasih dia harapan. Cuma adik lo aja yang terlalu berharap." Dirga dan Randi melerai perkelahian mereka. Dan Bu Nita selaku guru BK datang "Raffa dan Haris. Ikut saya sekarang." Raffa dan cowok yang bernama Haris itu saling bertatapan tajam lalu mengekori Bu Nita. °°° Vanna menatap kosong kedepanㅡmenatap lantai koridor yang memang tidak ada sesuatu yang menarik disana. Sudah satu jam lebih ia menunggu di depan ruang BK. Ia bolos dari pelajaran karena menunggu Raffa yang sedari tadi belum keluar. Krek Pintu ruangan itu terbuka, menampilkan Raffa yang keluar dari ruang BK sambil mengacak rambut belakangnya. Cowok itu mendongak, lalu keningnya sedikit menampakkan kerutanㅡkaget melihat gadis yang belakangan ini dekat dengannyaㅡ berada di sini. Raffa berjalan mendekati Vanna "Ngapain disini?" Senyuman langsung terukir dibibirnya, "Nungguin gue ya? Cie yang khawatirin gue." Vanna mendengus lalu menarik pergelangan tangan Raffa. Membawanya menuju UKS yang tak begitu jauh dari sana. Setelah menyuruh Raffa duduk, Vanna membuka laci lalu mengambil kotak P3K. Vanna membersihkan wajah Raffa dalam diam. "Lo suka banget ya cari masalah. Ga puas lo masuk ruang BK." Raffa hanya tersenyum. Ia tak menanggapi celotehan Vanna. Ia tau Vanna seperti ini karena ia cemas. Bisa dibilang Raffa adalah salah satu dari jutaan pria di dunia ini yang peka terhadap perasaan wanita. "Kalo khawatir bilang aja. Gue curiganya lo khawatir karena ga bisa jadi pacar gue ya? Lo tetap bisa jaㅡ AW!" Perkataan Raffa terputus karena Vanna menekan luka Raffa. "Jadi cewek lembut dikit," Vanna berhenti dari kegiatan mengobati luka Raffa dan menatap cowok itu tajam. "Jadi maksud lo gue kasar gitu?" Raffa hanya cengengesan "Gak kok. Lo itu lembut kek kapas." Vanna berbalik dan mengambil plester di kotak P3K lalu menutup luka di kening Raffa. Setelah selesai, Raffa menatap dirinya di cermin kecil yang terdapat di UKS. Senyumnya melebar. "Gue tambah keren kalo ada luka. Iya gak Nat?" Vanna yang sedang membereskan obat-obat yang ia keluarkan hanya diam. "Akhirnya lo balik ka. Kangen gue." Vanna menatap Raffa aneh. Dia ngomong sama luka? Siapa sih yang gak ngeri. Berasa Raffa kesambet. Setelah selesai merapikan semuanya, Vanna duduk disamping Raffa. "Lo udah gagal." Raffa menatap Vanna. "Tapi gue belum gagal mendapatkan hati lo." "Gue serius." "Gue juga serius." Vanna menatap Raffa lalu menatap kedepan lagi. "Terus, perjanjian ini gue yang menang." Kata Vanna segirang mungkin. Tapi dilubuk hatinya ia kecewa. Padahal tinggal satu hari, bukan, setengah hari. Salahkah ia menginginkan menjadi milik Raffa? Raffa mengangguk. "Berarti tiap malam kita dinner," "Jangan tiap hari juga kali. Bosan tau gak." Vanna menatap lurus kedepan. "Terus, setelah ini kita gak bakalan dekat lagi?" Raffa menatap Vanna lalu merangkulnya. "Gak. Lo kan udah jadi calon pacar gue, dah masuk salah satu gebetan gue. Masa mau jauh-jauh sih." Vanna menatap horror tangan Raffa dan wajah Raffa secara bergantian. "Dont. touch. me. Dasar lelaki kerdus." Kata Vanna dan langsung melepas rangkulan Raffa. "Lagian udah gue bilang jangan sebut gue calon pacar lo. Pikun banget sih." Raffa tertawa membuat Vanna mendelik sebal. Krek "Raffa lo udㅡeh sori kita gak rencana buat ganggu kok." Kata Randi yang tiba-tiba membuka pintu. Dan dibelakangnya terdapat Dirga, Nadya dan Lena. Vanna bangun dan berjalan menuju mereka. "Len, Nad, tas gue mana?" "Nih. Eh cowok modus, geser gih." Kata Nadya sambil menggeser Dirga. Dirga yang dibilang seperti itu menatapnya tajam. "Gak punya sopan santun amat." Nadya tak menghiraukan perkataan Dirga. "Nih Na. Eh kita ke toko buku yuk. Katanya ada stock novel baru." Mendengar itu, mata Vanna berbinar. "Beneran?" Nadya mengangguk. "Yuk kesana. Ah ..." Vanna berbalik dan menatap Raffa. "Gue hari ini gak pulang bareng lo. Gue bareng Lena dan Nadya." Ucap Vanna dan langsung menggandeng Nadya disebelah kiri dan Lena disebelah kanan lalu berjalan bersama, meninggalkan Raffa and the gang yang masih menatap kepergian mereka. "Cewek emang aneh." "Lebih aneh lagi yang disebelah kiri Vanna." "Vanna yang paling sempurna." Dirga dan Randi menatap Raffa aneh membuat Raffa menatap mereka dengan wajah polos. "Kenapa?" Mereka mendengus lalu menggeleng. °°° Suara buku dibalik menggema di seluruh kamar Vanna. Dengan keadaan kamar yang hening, ia membaca novel yang baru dibelinya. Vanna sedari tadi sudah terhanyut kedalam cerita yang dibacanya. Sebelum sebuah suara menghancurkan segalanya. Ting Vanna mengambil ponselnya yang berada disampingnya. Notifikasi dari aplikasi LINE penuh memenuhi layar lock screen miliknya. Ia menggeser layar ponselnya dan terteralah obrolan yang lebih mirip spam. Dan permintaan bergabung digrup. Randi Febrian invited you to Anak hitz SMA Pelita Vanna Natasya joined the chat Lena Arasila joined the chat Nadya Cersya joined the chat Randi Febrian : Hay ciwi-ciwi. Welkam to Anak hitz SMA Pelita Nadya Cersya : Grup apaan nih? Vanna Natasya : Grup apaan nih? (2) Lena Arasila : Grup apaan nih? (3) Dirga Atthala : Grup apaan nih? (4) Raffa Farellino : Grup apaan nih? (5) Randi Febrian : Dasar gak kreatif lo pada. Taunya kopi kata-kata orang aja. Vanna Natasya : Mager Raffa Farellino : Mager (2) Lena Arasila : Mager (3) Nadya Cersya : Mager (4) Dirga Atthala : Mager (5) Randi Febrian : Ya Tuhan. Salah hambamu yang kece badai ini apa? Nadya Cersya : Kok ada cowok m***m sih disini? Dirga Atthala : Kok ada cewek receh disini? Nadya Cersya : Lo ngatain gue? Dirga Atthala : Elu yang deluan Nadya Cersya : Lo ngajakin berantem? Dirga Atthala : Gue cowok gentle. Gk berantem sm cewek. Nadya Cersya : Yang ada lu cowok jadi-jadian. Lama-lama gue remukin tulang lo. Vanna Natasya : No comment Raffa Farellino : No comment (2) Lena Arasila : No comment (3) Randi Febrian : Mampus lu Dir, bangunin macan betina yang lagi PMS. Nadya Cersya : Lo ngatain gue macan betina? Liat aja nanti kalo ketemu. Raffa Farellino: Gue gak tanggung jawab ya. Vanna Natasya : 2 Dirga Atthala : 3 Lena Arasila : 4 Randi Febrian : Jahat lo semua T,T Dirga Atthala : Lo gak di skors kan Raf? Raffa Farellino : G Randi Febrian : Dih sok cuek. Mentang-mentang ada gebetan disini. Raffa Farellino : Bacot Raffa Farellino left the group Dirga Atthala left the group Nadya Cersya left the group Lena Arasila left the group Randi Febrian : Lo semua jahat. Untung my yayang Vanna gak keluar :* Vanna Natasya : Semua keluar? Yah ketinggalan. Vanna Natasya left the group
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD