Malam harinya Mikaella baru saja pulang dari kantor dan memasuki kontrakannya dengan langkah gontai. Hari ini begitu melelahkan baginya, batin dan tenaganya benar-benar diforsir habis-habisan. Ditambah lagi Mario yang terus berusaha memberikannya tambahan pekerjaan. Mikaella tahu saat ia dan Mario tengah berada di danau buatan tadi siang, Mario ingin menyatakan perasaannya yang telah dipendamnya sejak mereka duduk di bangku SMA. Tapi masalahnya setiap kalimat yang keluar dari mulut Mario nantinya akan selalu membuat Mikaella teringat akan sahabatnya, sehingga membuatnya enggan untuk membalas perasaan Mario. Meskipun sebenarnya ia juga memendam hal yang sama, tapi saat ini entah mengapa perasaan itu tidak semenggebu-gebu saat mereka SMA. Mungkin karena keberadaan Alvin lah yang secara tiba-